- Gorontalo, mimoza.tv – Sebanyak 1.200 sambungan jaringan PDAM di Kecamatan Tilongkabila yang beberapa waktu lalu oleh salah satu tokoh masyarakat Bone Bolango dikatakan fiktif, kini mulai terungkap. Berdasarkan penelusuran tim media, beberapa warga mengaku bahawa benar memang tidak ada jaringan pipa air ke rumah mereka.
YT misalnya. Salah satu Warga di Bongoime ini mengaku, pada 2018 silam rumahnya sempat didatangi pihak PDAM Bone Bolango yang kala itu memsosialisasikan Program Hibah Air Minum Perkotaan 2018 Masyarakat berpenghasilan Rendah (MBR). Tetapi kenyataannya kata YT, hingga saat ini tidak ada jaringan pipa di rumahnya.
“Waktu itu mereka datang sosialisasi. Katanya ada gratis pemasangan jaringan PAM.lalu hanya pasang stiker di pintu rumah, setelah itu sampai saat ini tidak ada,” ujar YT.
Bahkan lantaran sudah setahun menunggu janji pemasangan jaringan air itu, keluarganya memutuskan intuk menggunakan air dari sumur suntik untuk keperluar sehari hari.
“Tidak tau apakah hanya sebatas janji saja atau bagaimana. Yang jelas hingga saat ini tidak ada jaringan pipa air minum di rumah kami,” sambung YT.
Hal yang sama juga disampaikan MH. Ibu rumah tangga yang berdomisili di Desa Bongohulawa, Kecamatan Tilongkabila ini mengaku bahwa keluarganya juga sempat didatangi pihak PDAM untuk program hibah tersebut. Tetapi, hingga saat ini tidak ada kejelasan.
Lebih aneh lagi kata dia rumah kosong milik tetangganya.
“Rumah tetangga saya itu bukan tempat tinggal. Yang punya rumah tinggal di kota. Nanti mau panen padi baru datang. Rumah itu hanya sebagai penitipan sementara hasil panen padi. Tidak ada jaringan PAM disitu. Yang ada hanya stiker hibah air minum,” ungkap sumber yang minta namanya disamarkan ini, Sabtu (20/8/2022).
Namun selain itu ada juga warga yang rumahnya terpasang stiker dan jaringan PAM, tetapi diharuskan untuk membayar biaya pemasangan. FYU misalnya. Warga yang tinggal di Desa Bongoime ini mengaku mendapatkan juga program hibah air minum.
“Rumah kami di pasang stiker dan jaringan PAM. Tetapi saya diharuskan untuk bayar uang sejumlah Rp.1,2 juta untuk biaya sambungan. Padahal sepengetahuan saya yang namanya hibah itu gratis. Hanya iuran per bulannya yang wajib bayar sesuai jumlah pemakaian airnya,” tandas FYU.
Pewarta : Lukman.