Gorontalo, mimoza.tv – Anggota Dewan Pers, Atmaji Sapto Anggoro, meminta media untuk kembali pada visi misi sebagai pilar demokrasi.hal itu disampaikannya saat menghadiri rangkaian Konvensi Media Massa dengan tema ‘Peluang di Tahun yang Menantang’ pada peringatan Hari Pers Nasional 2023 di Medan, Rabu (8/2/2023).
“Jika kebutuhan dari sisi ekonomi sudah memadai, media perlu kembali pada visi dan misi yang diembannya. Media itu merupakan pilar keempat demokrasi,” kata Sapto.
Pada kesempatan itujuga dirinya ikut berbagi banyak hal terkait bisnis media sesuai pesan Pasal 1 ayat 6 UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang menyatakan, pers nasional adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan pers Indonesia.
“Ketika sebuah media sudah menyerahkan aplikasi dan kontennya kepada pihak lain, maka itu sama artinya menyerahkan separuh hidupnya untuk dikelola ke pihak lain,” urainya.
Dia menyarankan sebaiknya media digital bisa membangun ekosistem sendiri. Dengan membangun komunitas atau ekosistem, hal itu memungkinkan sebuah media untuk bisa mendapatkan pemasukan.
Di samping itu, bukan tidak mungkin ekosistem itu justru menarik minat pihak lain untuk bergabung.
Menurut Sapto, peluang bisnis media digital sangatlah banyak mulai dari pemasangan iklan, kerja sama dengan pemerintah atau pihak ketiga, membuat komunitas, memasukkan berbagai aplikasi yang menarik minat warga, dan sebagainya. Dia juga memaparkan, hingga saat ini, jumlah media massa nasional tak kurang dari 47 ribu.
Ini merupakan jumlah media paling banyak di suatu negara. Dari angka itu, sekitar 43 ribu merupakan media daring.
“Yang mengejutkan, ternyata jumlah terbanyak media itu bukan di Pula Jawa. Justru yang paling banyak ada di Riau. Jumlah media di Riau sekitar 12 persen dari total media secara nasional. Urutan berikutnya adalah di Kepulauan Riau (11 persen). Baru setelah itu diikuti oleh Jakarta yang jumlahnya juga sekitar 11 persen. Kemudian di Jawa Timur sekitar 7persen,” pungkas Sapto.
Pewarta : Lukman