Gorontalo, mimoza.tv – Selain merilis jumlah atau angka kelahiran, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo juga membeberkan angka mortalitas atau kematian penduduk usia dini.
Statistisi Madya BPS Provinsi Gorontalo Prasaja Arifiyanto, SST., dalam keterangan persnya di Ruang Vicon BPS Gorontalo menyampaikan, angka kematian itu sendiri dapat dibagi dalam 3 kategori. Kategori pertama adalah Infant Mortality Rate (IMR), yakni usia 0 – 11 bulan atau kurang dari usia 1 tahun atau yang sering disebut juga angka kematian bayi. Kategori selanjutnya adalah Child Mortality Rate (CMR) atau yang berusia 1 – 4 tahun, atau yang disebut juga dengan angka kematian anak. Sementara kategori ke tiga adalah Under Vive Mortality Rate (U5MR), adalah mereka yang berusia 0 – 4 tahun atau istilahnya angka kematian balita.
“Hasil Long Foam SP2022 adalah sebagai berikut. Angka IMR mencapai 29,47, dan merupakan angka tertinggi se Pulau Sulawesi. Untuk nasional angkanya 16,9. Selanjutnya CMR kita ada di angka 6,39. Sementara U5MR mencapai angka tertinggi yakni sebesar 35,85,” ucap Prasaja.
Dijelaskannya juga, alasan angka IMR itu lebih tinggi dari CMR, karena usia 0 – 11 bulan itu merupakan usia yang sangat rentan terhadap sakit dan sebagainya.
Sementara untuk IMR hasil Long Foam SP2022 menurut kabupaten dan kota, kabupaten Pohuwato menempati posisi teratas dengan IMR-nya mencapai 34,52 per 1000 orang.
Ia mengatakan, pihaknya juga mencatat angka kematian ibu, dimana dihitung melalui rasio kematian maternal dan memperoleh angka sebesar 266.
“Artinya terdapat 266 kematian perempuan pada saat hamil, saat melahirkan atau masa nifas per 100 ribu kelahiran hidup,” pungkasnya.
Pewarta : Lukman.