Gorontalo, mimoza.tv – Belakangan ini nama Siti Fadilah Supari menjadi viral di Google Trending. Hal ini setelah dia dengan terang-terangan berbicara soal konspirasi dan virus corona lewat podcast, chanel YouTube milik Deddy Corbuzier.
Di chanal itu, Siti yang merupakan terpidana kasus korupsi, mengaku tidak bersalah. Dia juga menyebut, adanya hubungan antara pandemi virus corona akan membuat Indonesia harus membeli vaksin dari luar negeri. Namun menteri Kesehatan era Susilo Bambang Yudhoyono ini menyebut Indonesia bisa memproduksi sendiri vaksin.
Dari sekian yang mengetahui Siti Fadilah, banyak juga yang belum tahu siapa sebenarnya wanita itu.
Berikut fakta-fakta Siti Fadilah Supari dari berbagai sumber:
1. Dokter Jantung
Perempuan yang lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 6 November 1949 ini merupakan seorang dokter jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Siti Fadilah merupakan lulus S1 dari Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta) pada tahun 1972, yang mendapat gelar master pada 1987 untuk penyakit jantung dan pembuluh darah dari Universitas Indonesia (UI) pada 1987. Kemudian ia menerima gelar doktor (S-3) dari Universitas Indonesia. Selain menjadi dokter, dia juga menjadi dosen tamu di UI.
2. Mantan Menkes
Di era pemerintahan SBY, a ditunjuk menjadi Menteri Kesehatan pada 20 Oktober 2004 untuk menggantikan Achmad Sujudi. Dia juga ditunjuk menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden kala itu.
3. Bikin Buku
Pada 6 Januari 2008 ia merilis buku bertajuk ‘Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung’. Di buku itu dirinya membongkar konspirasi Barat tentang sampel virus flu burung.
Buku itu membuat marah World Health Organization (WHO). Akibatnya buku-buku edisi bahasa Inggris ditarik. Namun yang versi Indonesia tidak.
4. Dipenjara
Perempuan 71 tahun ini hingga saat ini mendekam dipenjara dan baru akan menghirup udara bebas akan bebas 4 bulan lagi.
Siti Fadilah didakwah menyalahgunakan wewenang dalam pengadaan alat kesehatan (alkes) tahun 2005. Namun di chanel Deddy Corbuzier, Siti yang sedang dirawat di RS, mengaku tidak korupsi Rp 6 miliar seperti yang dituduhkan. Dirinya juga dituduh melakukan korupsi Rp 6 miliar yang merugikan negara yang dilakukan stafnya yang menjabat eselon II. Pejabat Eselon II itu sudah membayar dan dia tidak dihukum.
“Saya dituduh membantu dia (pejabat eselon II) dan itu tidak ada bukti, tidak ada saksi,” ucap Siti Fadilah.
5. Blak-blakan Soal Flu Burung, Virus Corona, dan Bill Gates
Siti Fadilah Supari juga blak-blakan soal flu burung, virus corona, dan Bill Gates. Menurutnya, saat itu dia membuktikan virus flu burung tidak menular.
“Saya membuktikan virus flu burung tidak menular. Saya protes ke PBB setelah itu stop vaksin. Saya stop flu burung tidak pakai vaksin tapi pakai politik. Pada saat itu vaksinnya dijual ke Indonesia. Kalau dijual ke Indonesia mahal dan kita harus ngutang,” ungkap Siti Fadilah.
Siti Fadilah juga mengungkapkan keanehan pada Bill Gates. Siti Fadilah mengungkapkan keanehan pada Bill Gates yang mempersiapkan vaksin.
Siti Fadilah sudah mencurigai nama pendiri Microsoft yang kerap bicara soal pandemi. Hal ini ia soroti dari keanehan-keanehan yang terlihat saat Billgates menjadi pembicara utama di forum ekonomi di Davos, Swiss. Saat itu Bill Gates, yang mana bukan berlatar belakang sebagai dokter atau bukan orang yang pernah sekolah kedokteran, tapi cukup menggebu-gebu bicara soal pandemi dan virus.
“Ada sesuatu yang aneh menurut saya ya. Saya ikuti Bill Gates di Forum Ekonomi Dunia di Davos. Di sana Bill Gates jadi pembicara utama. Di situ Bill Gates menggebu-gebu bahwa nanti aka nada pandemi. Anehnya, dia mempersiapkan vaksin. Kenapa setiap pandemi selalu ada vaksin. Kenapa tidak pandeminya saja kita hentikan. Terus ini kan dia bukan dokter, dia tidak pernah sekolah kedokteran, kenapa dia begitu fasihnya menganalisa akan terjadi pandemi, menganalisa dunia akan butuh vaksin sekian miliar. Tidak masuk di akal saya. Ada apa sih? Dia kan pebisnis, dia ahli computer. Mungkin dia ahli virus komputer, tapi kan beda dengan virus manusia,” kata Siti Fadilah, yang pernah mereformasi WHO.
Lebih lanjut, Siti Fadilah bahwa vaksin adalah bentuk bisnis lewat pandemi. Jika pandemi itu muncul karena komersialisasi vaksin, maka ada bisnis disitu, dan industrialis vaksin ini akan menyusun kekuatan baru untuk mengadakan pandemi-pandemi berikutnya.
“Kalau pandemi itu munculnya adalah bisnis vaksin, maka bisa dipastikan akan ada pandemic yang akan datang. Kalau ada jual beli vaksin, maka pasti si industrialis vaksin ini akan menyusun kekuatan baru. Karena kalau pandemi panen. Jadi akan bikin pandemi terus,” kata Siti Fadilah saat ditanya alasan menolak status pandemi.
Saat ditanya soal virus ini dibuat oleh sekelompok tertentu, Siti Fadilah menyatakan hal tersebut bisa saja terjadi. Bisa saja betul atau salah.
“Ya itu kemungkinannya menurut saya bisa jadi. Hanya perkiraan saya. Jadi belum tentu betul belum tentu salah,” pungkasnya.(luk)
(Diolah dari berbagai sumber)