Gorontalo, mimoza.tv –Ketersediaan air bersih merupakan problem klasik yang menahun diderita oleh di Desa Bakti, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo. Beberapa program yang dikalukan oleh instansi yang berwenang pun dilakukan agar warga bisa mendapatkan air yang bersih. Namun saja, ada yang hanya sampai sepekan saja program tersebut tidak jalan lagi.
Sebenarnya cerita Rustam Akili soal krisis air ini sudah berlangsung bertahun-tahun yang lalu. Ketika kuliah, putra asli Desa Bakti ini bercita-cita menjadi seorang insinyur pertambangan. Salah satu tujuannya adalah untuk menghadirkan air di Desa Bakti.
Meski urung tercapai cita cita tersebut, tak mematahkan asa Rustam untuk menghadirkan air. Ketika dirinya diberi amanah menjadi Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, putera Kepada Desa Bakti pertama ini berjuang keras.
“Alhamduliilah dengan program pemerintah dan tekanan politik yang luar biasa, Pemprov Gorontalo memberikan hibah ata proyek untuk 11 kilometer jaringan air bersih yang hanya bertahan selama 6 bulan,” ucap Rustam.
“Olehnya saya berfikir lagi cara apa yang bisa dilakukan agar kebutuhan masyarakat akan air ini bisa terpenuhi. Kepala Desa datang mengeluhkan, sudah menggali di beberapa tempat tapi hasilnya nihil,” ujarnya.
Kata politisi Partai Nasdem ini, proyek dari kementerian ESDM berupa sumur yang kedalamannya mencapai 150 meter, yang hasilnya tetap nihil juga. Krisis pun berlanjut hingga warga hanya berharap dari mobil-mobil tangki air lewat program pemerintah kala itu.
Jalan tuhan untuk mewujudkan air bersih itu kata dia ketika bertemu dengan Rachmat Gobel. Kala itu kata Rustam, Rachmat Gobel mengajaknya membangun Indonesia dari Gorontalo, dan membangun Gorontalo dengan peradaban baru.
“Salah satu yang beliau (baca : Rachmat Gobel) sampaikan adalah air. Tapi saya tidak ngomong ke beliau. Malu juga kan. Karena baru ketemu sudah langsung minta,” kata Rustam.
Dalam perjalanannya kata dia, air itu merupakan salah satu program dari Rachmat Gobel, hingga akhirnya bisa menghadirkan air. Program ini kata dia, bukan hanya Indonesia saja, melainkan melibatkan partner dari luar negeri.
Dari situ dirinya berkesimpulan, mengapa dirinya terlambat ketemu dengan Rachmat Gobel.
“Artinya, kalau sejak lama saya ketemu dengan Pak Rachmat Gobel, berarti penderitaan sekitar tiga ribu warga Desa Bakti ini tidak seperti ini. Mewakili warga desa juga saya menyampaikan terima kasih kepada Pak Rachmat Gobel serta dari PTTEP Indonesia yang sudah menghadirkan air bersih di desa ini,” imbuhnya.
Kini dengan kehadiran air bersih itu, Rustam berharap hal tersebut berkesinambungan, diolah dengan baik, serta yang terpenting jadi jawaban atas krisis air di Desa Bakti selama ini.
Sebagai informasi, Desa Bakti merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamata Pulubala, Kabupaten Gorontalo. Dalam sejarahnya, desa yang berada 42 kilometer dari Ibu Kota Provinsi Gorontalo ini awalnya dibentuk oleh sekelompok masyarakat yang berasal dari Desa Pulubala. Mereka sepakat untuk membentuk organisasi yang diberi nama BAKTI. Kata ini diambil dari kepanjangan Barisan Anti Kesengsaraan Tani Indonesia yang lalu disingkat, Bakti.
Hingga pada suatu hari organisasi ini berkembang dan akhirnya memenuhi syarat untuk menjadi sebuah desa. Lalu, pada tahun 1950 diresmikanlah Bakti menjadi sebuah desa. Pada masa itu Hasan Akili ditunjuk sebagai Kepala Desa pertama.
Beberapa tokoh-tokoh pendiri Desa Bakti adalah; L. Tolinggi, S. Eraku, M. Tolinggi, M. Jibran, M. Miolo, T. Idris, dan S. Adipu.
Awalnya desa dengan luas sekitar 3000 hektar ini hanya terdiri dari satu dusun, yakni dusun Wangata. Kemudian pada tahun 1965 bertambah menjadi 10 dusun. Lalu, pada tanggal 14 Desember 1978 hingga sekarang jumlah dusunnya menjadi enam, yakni Dusun Jalan Raya, Wangata, Leato, Tamboo, Astenga, dan Dusun Molowahu.
Fakta unik lainnya, sejak berdiri menjadi desa, tahun 2014 silam kepala desa yang memimpin Bakti ini adalah kepala desa yang ketiga setelah masa kepemimpinan pertama oleh Hasan Akili periode 1950 – 1990, dan Kepala desa ke dua oleh Mahmud Lamadi periode 1990 – 2014. Ayah Rustam Akili yakni Hasan Akili menjabat sebagai Kepala Desa Bakti selama 40 tahun. Sementara Mahmud Lamadi sebagai kepadal desa ke dua menjabat selama 14 tahun.
Pewarta : Lukman.