Gorontalo, mimoza.tv – Adhan Dambea menegaskan, dirinya sering mengkritisi wacana Rusli Habibie tentang Daerah Otonomi Baru (DOB), semata karena kapasitasitasnya sebagai Anggota Komisi 1 DPRD Provinsi Gorontalo.
Hal itu diungkapkan Adhan, menanggapi pernyataan Ketua Angkatan Muda partai Golkar (AMPG) Provinsi Gorontalo, Ghaleb Lahidjun, di salah satu media daring, yang menuding dirinya sama sekali tidak mengerti arti optimisme.
“Saya mengkritisi itu dalam kapasitas sebagai anggota DPRD Propinsi Gorontalo Komisi 1, termasuk membidangi masalah DOB. Oleh karenanya saudara Ghalib belajar dulu soal pemerintahan bukan asal bicara,” tegas Adhan melalui sambungan telepon, Sabtu (11/12/2021).
Lebih lanjut dirinya mengatakan, sering mengkritisi soal DOB itu juga karena sudah jelas-jelas dari pemerintah Pusat menegaskan bahwa kran untuk pemekaran daerah baru itu masih di kunci.
“Pak Wapres, Mendagri sudah menegaskan bahwa tidak ada pemekaran. Koq Gubernur malah memberi harapan kepada rakyat, koq Gubernur masih rasa optimis denga DOB ini. Pemerintah Daerah tidak bisa melawan kebijakan pemerintah pusat. Optimisme boleh-boleh saja, tapi jangan berbohong terus,” ungkapnya.
Menurut Aleg PAN Dapil Kota Gorontalo ini, antara optimisme dan memberi harapan itu adalah dua hal yang berbeda.
“Kenapa saya katakan memberi harapan?. Buat apa dikasih bantuan dalam rangka DOB?. Kalau memang sudah ada kebijakan dari pusat, buat apa lagi. Bayangkan uang Rp 500 juta itu seharusnya dikasih kepada UMKM. Dan itu lebih tepat daripada diberikan kepada daerah yang jelas-jelas dari Pemerintah Pusat mengatakan belum ada DOB,” kata Adhan.
Lebih lanjut kata Adhan, wacana DOB ini sudah ada sejak periode pertama Gubernur, Rusli Habibnie. Kala itu kata dia Popayato Barat itu pernah dijanjikan, dan hingga periode kedua tinggal beberapa bulan lagi berakhir belum terealisasi.
“Bayangkan sudah hampir sepuluh tahun sampai sekarang belum terealisasi. Sekarang tinggal empat bulan baru mo optimis?. Optimis itu kalau masih ada dua atau tiga tahun menjabat. Kenyataannya kemarin Ketua Komisi II DPR juga tidak ada. Karena dia tidak mau berjanji. Nanti dituntut oleh rakyat. DOB ini sangat erat kaitannya dengan 2024. Kenapa Gubernur cuma optimis soal DOB, sementara rakyat miskin tidak dipikirkan,” pungkasnya.
Sebelumnya di salah satu media daring, Ketua AMPG Provinsi Gorontalo, Ghalieb Lahidjun, mengatakan Adhan tak mengerti arti optimisme. Bahkan kata Ghaleb, ika benar Pernyataannya sepicik itu, maka berarti Adhan sama sekali tak mengerti arti Optimisme.
Mengutip sumber yang sama, menurut Ghalieb, bahwa sikap Gubernur tersebut bisa jadi adalah jawaban atas keinginan yang kuat dari masyarakat di lima daerah calon DOB untuk segera berdiri sendiri sebagai satu daerah otonom baru dalam rangka percepatan pembangunan wilayah dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Sehingga kata dia, aktivitas yang dilakukan Rusli Habibie sejauh ini adalah wujud dari ikhtiar dan optimisme yang kuat dalam memperjuangkan kesiapan pembentukan DOB tersebut.
Lanjut Ghaleb, sebagai politisi Golkar, Rusli Habibie justru tengah memaksimalkan peran jaringan politiknya untuk membantu perjuangan pembentukan DOB tersebut.
Pewarta: Lukman.