Gorontalo, mimoza.tv – Soal pernyataan anggota Jemaah Tabligh (JT) yang mengaku hanya diarahkan menjalani proses karantina mandiri karena Pemprov Gorontalo belum memiliki dana, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Percepatan Ekonomi Daerah (Bapppeda) Provinsi Gorontalo, Budiyanto Sadiki menjelaskan. Awalnya JT yang tiba di Gorontalo memang akan dikarantina. Namun waktu itu Pemprov mengimbau untuk melakukan karantina dengan isoliasi mandiri di rumah masing-masing.
“Memang saya sudah wanti-wanti, dan saya memerintahkan kepada kordinatornya untuk bisa melakukan karantina di rumah masing-masing, dan harus disiplin dan tidak bisa ke mana-mana,” ucap Budiyanto, dikutip dari Kronologi.id, Minggu (12/4/2020).
Dia menjelaskan, perintah untuk melakukan karantina di rumah, bukan berarti Pemerintah provinsi tidak mampu, melainkan ada protokol kesehatan terkait proses karantina tersebut.
“Waktu itu belum ada yang positif. Jadi semua orang yang berasal dari luar daerah harus karantina mandiri, termasuk jemaah tabligh. Jadi bukan berarti pemerintah tidak mampu atau tidak memiliki anggaran,” ujarnya.
Namun, kata Budi, setelah ditelusuri, para jamaah ini tidak disiplin dalam menjalani proses karantina mandiri.
“Mereka tidak tinggal diam di rumah. Sekarang terbukti sudah ada yang positif saja mereka masih komplain. Padahal kita memerintahkan untuk karantina di rumah itu untuk menghargai mereka, agar masih bisa berkumpul dengan keluarga,” ucapnya.
Jika saja mereka konsisten menjalani karantina selama 14 hari, kata Budiyanto, tidak akan sampai seperti ini. Karantina yang mereka lakukan di rumah itu tidak bisa dipegang menjadi patokan.
Budi juga menegaskan bahwa langkah pemerintah untuk mengkarantina para JT peserta Ijtima di asrama haji, murni demi kebaikan orang banyak, khususnya para peserta karantina.
“Langka pemerintah ini tidak ada niat lain, selain demi kebaikan mereka juga, dan ini untuk kepentingan semua orang,” ucap Budiyanto.
Ia juga mengaku tak tahu menahu dengan anggota JT bernama Vecky Wahab Mustakim yang menyebut bahwa Pemprov Gorontalo tak punya dana untuk biaya karantina jemaah peserta Ijtima dari Gorontalo.
“Saya tidak mengenal Vecky Wahab Mustakim, apa lagi menghubunginya, mungkin dia lelah,” pungkasnya.(luk)
Artikel ini sudah tayang di Kronologi.id