Gorontalo, mimoza.tv – Suasana di Asrama Haji Gorontalo berubah menjadi haru takkala rombongan warga terdampak bencana alam di Palu, Sigi dan Donggala itu tiba. Satu persatu mereka turun dari bis menuju gedung aula uang telah disediakan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo.
Satu diantara 275 rombongan korban bencana alam tersebut adalah Sulastri R Cadula. Dari kendaraan, perempuan 56 tahun ini harus di bopong oleh petugas lantaran sudah tak sanggup berjalan. Hal ini dikarenakan kedua kakinya membengkak akibat terhimpit pintu rumah saaat musibah gempa.
“Saat peristiwa, ibu dan saya berada di dalam rumah. Ketika lari dan menyelamatkan diri, kaki ibu saya terhimpit di pintu,” ujar Nursela Lahabu, putri semata wayang dari Sulastri.
Keluarga yang berdomisili di Perumahan Graha Garuda Nusantara ini, memilih mengungsi ke Gorontalo lantaran rumah yang mereka tinggali rusak.
“Meski tidak rusak parah,rumah belum aman untuk kita tinggal, kami khawatir jangan sampai terjadi gempa susulan. Satu hal lagi, kondisi kaki ibu yang bengkak, tidak memungkinkan untuk tinggal di Palu,” kata Nursela .
Di Gorontalo, Nursela berharap kondisi traumatik keluarganya bisa pulih, dan juga kedua kaki ibunya semakin membaik.
Perempuan 17 tahun ini pun mengungkapkan terima kasih kepada pemerintah serta seluruh masyarakat Gorontalo, yang telah banyak membantu dalam penanggulangan bencana.
“Terima kasih kami sampaikan kepada Gubernur, pemerintah serta seluruh warga Gorontalo, atas bantuan dan perhatiannya kepada seluruh warga yang menjadi korban bencana,” tandas Nursela.
Dirinya mengatakan, jika sudah sehat dan tidak trauma lagi, ia dan keluarganya akan kembali ke Palu, membangun dan melanjutkan lagi kehidupan.(Luk)