Gorontalo, mimoza.tv – Merasa kesal lantaran tak kunjung dibayar oleh Pemerintah Kabupaten Bone Bolango, Rugaiyah Isa dan Asri Isa, selaku pemilik lahan, terpaksa menutup akses jalan Jaksa Agung Suprapto, Desa Ulantha, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Senin (1/4/2024).
Dengan menggunakan batu dan batang pohon kelapa, keluarga ahli waris menutup jalan yang menuju ke sejumlah kantor dan isntansi pemerintah, diantaranya, Kantor Pengadilan Agama, Kejari Bone Bolango, Kemenag dan kantor lainnya.
“Waktu jaman pak Bupati Ismet Mile jalan ini sudah di bangun diatas lahan kami, dan katanya akan dibayarkan. Namun hingga saat ini pembayaran itu tidak terealisasi. Pertemuan sudah dilakukan beberapa kali, dan dijanjikan akan di bayar pada bulan Februari lalu. Tapi sampai habis waktu dan tidak ada realisasinya, jadi kita tutup jalannua,” ucap Asri Isa.
Sebenarnya, sebelum penutupan jalan itu dilakukan, pihaknya telah melakukan upaya pemberitahuan kepada pihak Pemkab lewat dua kali menyurat. Tetapi, hingga dua kali melayangkan surat, tetap sama, tidak ada raspon dari pihak pemerintah.
Nanti kita sudah bikin ribut seperti ini baru mau bicara. Kemarin saya tidak setuju, mereka (baca : Pemda) mendatangi kakak saya yang di rumah sakit, trus bawa-bawa polisi segala. Etikanya, orang berkunjung ke orang sakit itu untuk menghibur. Bukan malah cari-cari masalah,” cetusnya.
Sebelumnya, pada Oktober 2023 lalu, pemerintah melaksanakan proyek pelebaran Jalan Jaksa Agung Suprapto yang berada di Desa Ulanta, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango. Namun keluarga pemilik lahan melarang aktivitas proyek pelebaran jalan tersebut lantaran belum adanya ganti rugi lahan.
Kepada wartawan, Amir Isa selaku pemilik lahan mengungkapkan, tanah seluas 15,655 meter itu merupakan milik orang tuanya. Sejak pembukaan jalan era Bupati Ismet Mile lahanya itu belum dibayarkan oleh Pemda Bone Bolango.
“Waktu pembukaan jalan itu kami dari keluarga ahli waris tidak tahu. Nanti setelah jalan itu sudah ada baru kami ketahui,” ucap Amir Isa, diwawancarai Senin (16/10/2023) lalu.
Setelah tau bahwa jalan itu masuk di lahan miliknya, ia bersama keluarga lainnya sempat protes.
“Kita komplen ke Pemda Bone Bolango. Waktu jaman Ismet Mile itu kita sempat dimediasi, dan bahkan mereka (baca : Pemda Bone Bolango) berjanji akan melakukan mengansur pembayarannya dua kali. Keluarga saya tidak mau, dan akhirnya sampai saat ini belum terbayarkan,” ucap Amir.
Bahkan ketika lahannya itu terkena proyek pelebaran jalan, ia dan keluarga ahli waris lainnya juga tidak mengetahui.
“Tanah dan jalan itu mereka belum bayar, dan tiba-tiba mau bikin pelebaran. Sebagai ahli waris kami tidak ingin hal seperti itu terulang lagi. Dan lebih anehnya mereka mengerjakan itu tanpa sepengetahuan kita. Kami tidak mau terulang kedua kalinya, sudah mengambil lahan orang tanpa dibayar. Mereka ini main kerja tanpa terlebih dahulu memberitahu kami,” cetusnya.
Amir mengaku, pasca keluarganya melayangkan protes, mereka di undang rapat bersama Pemda Bone Bolango. Dari pertemuan itu Pemda meminta pekerjaan tetap dilanjutkan.
“Mereka minta pekerjaan dilanjutkan. Tapi kami bersikukuh, bayar dulu baru silahkan dilanjutkan pekerjaannya. Merekan menjanjikan akan di bayar pada bulan April 2024. Tetapi kami dari keluarga tetap tidak mau. Mereka ngotot lanjut, kita juga ngotot minta dibayarkan,” imbuhnya.
Peliput : Lukman.