Gorontalo, mimoza – Meningkatkan kesiapsiagaan personil maupun petugas dalam menghadapi adanya ancaman bencana alam maupun kebakaran, Lapas Kelas II A Gorontalo menggelar simulasi dan latihan penanganan bencana, Sabtu (18/9/2021).
Kalapas Gorontalo, Ignatius Gunaidi, saat diwawancarai disela-sela kegiatan menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari kementerian Kemenkumham serta Dirjen Pemasyarakatan, terkait usibah kebakaran yang terjadi di Lapas Tanggerang beberapa waktu yang lalu.
“Kegiatan latihan ini tujuannya agar seluruh personil yang ada di Lapas ini bisa mempraktekkan berbagai metode yang diberikan jika terjadi gangguan, semisal kebakaran. Petugas Lapas langsung mempraktekkannya dalam bentuk simulasi. Apa yang akan dilakukakn, bagaimana penanganan saat terjadi bencana itu,” ucap Ignatius.
Disampaikannnya juga, selait latihan dan simulasi, pihaknya mengadakan penilaian yang dilanjutkan dengan pembenahan instalasi listrik yang ada di Lapas.
“Kita juga mengharapkan penilaian dari pihak Damkar dalam hal fasilitas apa yang perlu disediakan dalam waktu dekat. Sementara untuk jangka pannjangnya mungkin dengan fasilitas hidrant dan lain-lain. Saat ini yang kita punya berupa alat pemadam api ringan berupa tabung, ada juga fire bomb atau bom pemadam api. Sehingga jika terjadi kebakaran kita sudah ada alat minimalis,” imbuhnya.
Kata Ignatius, untuk tetersediaan fasilitas pemadam berupa air, pihaknya akan menindaklanjutinya dengan pengadaan bak-bak penampungan air, juga saluran-saluran yang mudah untuk mendapatkan air.
Sementara untuk persoalan over capacity, Ignatius mengaku telah melakukan beberapa kali memindahkan warga binaan ke Lapas Boalemo dan Lapas Pohuwato, dimana keduanya merupakan Lapas penyangga.
“Dulu memang sampai 600 warga binaan. Tapi kita sudah beberapa kali memindahkan warga binaan di dua Lapas penyangga yang saat ini kapasitasnya masih di bawah standar. Ada lebih dari 150 warga binaan yang sudah kita pindahkan,” tutup Ignatius.
Pewarta: Lukman.