Gorontalo, mimoza.tv – Program acara Realitas yang tayang di stasiun Metro TV dengan topik “Mencari Kambing Hitam Korupsi GORR Gorontalo”, pada Senin (17/5/2020) malam masih menjadi perhatian dari Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea.
Jika menyimak penyampaian dari narasumber pada acara tersebut kata Adhan, persoalan kasus dogaan korupsi pengadaan lahan Gorontalo Outer Ring Road (GORR) tersebut tidak hanya sebatas 3 orang terdakwa yang saat ini mendekam dalam penjara, diputus bersalah oleh Majelis Hakim Tipikor Gorontalo.
“Jika kita menyimak penjelasan dari narasumber di acara itu, maka sudah jelas gambaran kita, bukan hanya 3 orang saja yang terlibat. Ada pengacara tadi mengatakan, sudah terungkap dalam putusan perkara tersebut, ada beberapa oknum yang terlibat, baik itu dari Pemprov Gorontalo dan dari BPN. Apalagi proyek ini sudah lama berjalan dan seharusnya sudah selesai sekitar tahun 2017 lalu,” kata Adhan diwawancarai Senin (17/5/2021).
Adhan mengatakan, dalam fakta persidangan beberapa waktu lalu, terdakwa Asri Wahyuni Banteng (AWB) dalam menjalankan tugasnya sebagai KPA dalam proyek GORR itu pernah cuti ibadah haji dan mengikuti pendidikan Lemhanan. Otomatis tugasnya digantikan oleh orang lain.
“Oleh karena itu saya sebagai rakyat Gorontalo berharap Kejati Gorontalo ini benar-benar serius dalam menyelesaikan perkara ini. Kembali lagi jika kita simak tayangannya, Jika media level nasional sudah berani menayangkan judul seperti itu, berarti indikasi kambing hitam dalam kasus itu ada. Penelusuran mereka (Metro TV), berarti memang ada indikasi seperti itu. Ada orang-orang tertentu dibalik dengan penetapan tersangka. Jadi menurut saya sangat cocok judul tayangan dari tv swasta nasional tersebut. Harus dicari siapa aktor utamanya,” ucap Adhan
Terlepas dari tayangan itu, politisi PAN ini juga menilai, lambatnya penyelesaian pembangunan jalan lingkar luar Gorontalo tersebut tak lepas dari tidak adanya perencanaan yang baik, juga motivasi berbeda dalam proyek tersebut.
“Artinya, jika motivasinya ingin benar-benar membangun Gorontalo seharusnya ini yang didahulukan. Janganlah ada muatan-muatan kepentingan pribadi, dan inilah yang merusak pembangunan yang ada di daerah ini. Yang nampak adalah, tidak ada keikhlasan dalam membangun Gorontalo,” pungkasnya.(red)