Gorontalo, mimoza.tv – Pemilu di Indonesia sering kali disoroti oleh praktik politik uang yang merajalela. Namun, di tengah riuhnya praktik tersebut, muncul fenomena menarik dari Gorontalo. Umar Karim, atau akrab disapa UK, berhasil meraih perhatian tanpa mengandalkan politik uang atau paket-paket pokir yang umumnya digunakan oleh calon anggota DPRD.
Meskipun tanpa menggunakan politik uang, UK berhasil meraih suara yang signifikan, bahkan mampu mengantarkan partainya memperoleh satu kursi yang sebelumnya tidak tercapai. Hal ini menjadi perhatian karena kontras dengan praktik umum di daerah tersebut. Riko Parmata, seorang rekan dekat UK, menyatakan kekagumannya terhadap prestasi UK, menyebutnya “fenomenal”. “UK satu-satunya Caleg yang terpilih di Dapil Kabgor-B yang bukan Incumbent, banyak aktivis membantunya,” tambahnya.
Yang membuat pencapaian UK semakin menarik adalah kesederhanaannya dalam kampanye. Bahkan, sebagian besar baliho kampanyenya didukung oleh sumbangan dari para simpatisan. Cerita dari seorang pendukung yang mengisikan bensin mobil UK saat dalam reses menjadi gambaran nyata akan dukungan yang diberikan secara sukarela kepada UK.
UK sendiri menegaskan prinsipnya yang teguh dalam menolak politik uang. “Pembodohan kalau saya membayarnya. Itu prinsip saya,” ujarnya. Keberhasilan UK juga menunjukkan bahwa pemilih tidak hanya terpengaruh oleh uang atau paket pokir, tetapi juga oleh visi dan integritas seorang calon.
Namun, UK bukan satu-satunya contoh dari para calon yang berhasil tanpa politik uang. Ada beberapa nama lain di Gorontalo yang juga mencuri perhatian dengan pendekatan yang bersih dalam kampanyenya. “Yang paling utama setelah duduk adalah apa yang akan dilakukan untuk daerah dan rakyat,” ungkap Arif Rahim dari Forum Demokrasi Gorontalo.
Keberhasilan UK dan para calon lainnya menjadi inspirasi bahwa politik yang bersih dan berintegritas masih memiliki tempat di tengah hiruk-pikuk praktik politik uang yang umumnya menguasai panggung Pemilu.
(rls/luk)