Gorontalo, mimoza.tv – Terkait dengan rekaman suara yang berisi aksi pemerasa mengatasnamakan Kepala Kejaksaan Negeri Gorontalo di aplikasi pesan WhatsApp, Kepala Seksi Intelijen (Kasi Intel) Kejaksaan Negeri (Kejari) Bone Bolango, Muhammadong. SH menegaskan, bahwa sosok suara dalam rekaman tersebut bukan Kepala Kejaksaan Negeri Bone Bolango, Raden Sudaryono SH., MH.
Rekaman suara itu kata Muhammadong dikirim oleh salah satu saksi pada pemeriksaan kasus pengelolaan dana bergulir kegiatan simpan pinjam kelompok perempuan (SPKP) dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Eks PNPM Mandiri di Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango Tahun Anggaran 2017 – 2020.
“Saya tegaskan itu bukan Pak Kajari. Tadi saya dapat pesan WhatsApp dari salah satu saksi yang sempat diperiksa pada kasus SPKP eks PNPM Mandiri, yang mana saksi itu mengatakan ada yang meneleponya dan mengaku sebagai Kajari untuk meminta uang. Percakapan itu direkamnya dan dikirimkan kepada saya pada Rabu kemarin,” ujar Muhammadong, Kamis (14/4/2022).
Mantan Kasipidum Kejari Boalemo ini menduga, aksi pemeresan lewat telepon itu buntut dari pemberitaan sebelumnya, dimana telah diperiksa dan diambil keterangan kepada 11 (Sebelas) saksi pada kasus dugaan korupsi SPKP dari Bantuan Langsung Masyarakat eks PNPM Mandiri di Kecamatan Bulango Selatan tahun anggaran 2017 -2020.
“Saya sudah mendengar rekaman suara tersebut. Disitu suara pria itu mengaku sebagai Pak Kajari dan sudah menghubungi lewat telepon ketua – ketua kelompok yang kemarin kita periksa sebagai saksi. Dalam rekaman suara itu juga pria itu mengaku bahwa sudah ada yang memberikan 5 juta, 4 juta serta 3 juta. Juga dalam rekaman, suara pria mengatakan meminta uang guna melakukan buka puasa bersama dilingkungan Kejaksaan yang akan dihadiri oleh Kejaksaan Tinggi, Ketua DPR dan para kepala dinas,” imbuhnya.
lanjut Muhammadong, untuk melacak orang yang mengaku sebagai Kajari itu dirinya sudah membentuk tim dan juga menjelaskan bahwa, apa yang dialami oleh saksi tersebut adalah suatu bentuk penipuan yang sengaja dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga tidak perlu untuk disikapi atau dilayani.
“Nampaknya ada oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab yang dengan sengaja mencoba untuk merusak nama baik Kajari. Adapun omor telepon yang mengaku sebagai Pak Kajari sudah kita dapatkan dan sementara dilakukan pelacakan. Kepada pihak lainnya yang terkait kasus ini, agar waspada terhadap para penelepon yang mencoba meminta uang. Apalagi oknum tersebut mencatut nama para petinggi penegak hukum,” tutup Muhammadong.
Pewarta : Lukman..