Gorontalo, mimoza.tv – Terkait pemberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Adhan Dambea, selaku Anggota DPRD Provinsi Gorontalo meminta kepada pemerintah untuk tidak menutup masjid. Sebaiknya kata dia, pemerintah hanya mendorong agar masjid-masjid tersebut dapat meningkatkan protokol kesehatan lebih ketat lagi.
“Dengan meningkatnya angka penderita Covid-19 di Indonesia terutama di Pulau Jawa, maka seharusnya ini yang menjadi tanda awas bagi daerah lainnya. Bukan juga karena Covid ini meningkat lantas aktifitas di masjid-masjid maupun rumah ibadah lainnya akan di tutup,” ucap Adhan saat diwawancarai Selasa (6/7/2021).
Bila perlu kata Adhan, pemerintah maupun isntitusi terkait lainnya mengadakan penyemprotan cairan disenfektan disetiap masjid maupun rumah-rumah ibadah.
Terkait virus Corona yang menjangkit puluhan karyawan dan petugas di Bandara Jalaludin Gorontalo, Aleg Dapil Kota Gorontalo ini juga menghimbau pemerintah untuk tidak serta merta menutup pelabuhan udara tersebut.
“Saya dengar informasi bahwa Gubernur juga akan menutup bandara. Bila benar rencana ini, maka menurut saya ini aneh. Dalam penerbangan itu kan sudah ada sejumlah persyaratan ketat.Artinya Pemerintah Pusat membolehkan penerbangan dengan catatan sejumlah persyaratan ketat terkait protokol kesehatan. Jadi tidak perlu lagi harus menutup bandaranya. Manado kota yang lebih besar tidak ada sampai menutup bandaranya. Jadi kembali lagi pada protokol kesehatan yang ketat,” ucap politisi PAN ini.
Jika ini penutupan Bandara Jalaludin ini tetap dilakukan, Wali Kota Gorontalo periode 2008 – 2013 ini memberi gambaran bahwa Pemerintah Provinsi Gorontalo kurang inovasi.
“Artinya memang benar apa yang diumumkan Kemendagri beberapa waktu lalu bahwa Gorontalo masuk 5 besar terendah dalam inovasi. Artinya tidak ada pemikiran, inovasi. Sementara coba kita lihat, rakyat Gorontalo sendiri kondisinya seperti ini. Kalau ini benar dan terjadi, mungkin Gorontalo menjadi satu-satunya daerah di Indonesia yang menutup bandaranya diluar pulau Jawa dan Bali.
Secara politis lanjut Adhan, hal ini bisa saja di analisa lantaran gubernur tinggal beberapa bulan lagi akan berakhir dari jabatannya, dan mencari nilai tambah dimata Pemerintah Pusat.
“Jadi jalan satu-satunya adalah meningkatkan protokol kesehatan yang ketat di bandara. Bukan malah menutupnya. Ibaratnya seperti membunuh tikus yang ada dalam gudang. Maka tikusnya yang di bunuh, bukan gudangnya yang di bakar,” imbuhnya.
Adhan juga menambahkan, dari informasi yang ia peroleh, penambahan penderita kasus Covid-19 di Gorontalo hari ini hanya 0.2 persen dari total nasional. Yang sembuh diatas 95 persen dari total yang dikonfirmasi. Sementara yang meninggal sekitar 2 – 3 persen dari kasus terkonfirmasi. Dari total 2-3 persen yang meninggal itu, rata rata yangmemiliki comorbid karena hipertensi, DM, TB, dan lainnya. Sisanya tanpa gejala sekitar 98 persen.(luk)