Gorontalo, mimoza.tv – Aliansi Pemuda Relawan Gorontalo (APRG) menggelar unjuk rasa damai yang di gelar di Simpang Lima dan Bundaran Saronde, Kota Gorontalo, Senin (19/7/2021).
Aksi unjuk rasa damai itu digelar, menolak aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dinilai sangat berdampak bagi masyarakat kecil khususnya pelaku UMKM, driver Ojek Online dan pekerja harian lainya.
Abdul Thalib Hudju dalam oratornya saat aksi tersebut mengatakan, pihaknya meminta pemerintah untuk menghilangkan aturan Swab Test dalam syarat perjalanan yang sangat mahal dan membebani masyarakat. Jika masih diharuskan menggunakan tes itu berbayar, maka pihaknya meminta pemerintah harus memfasilitasinya secara gratis.
Pihaknya meminta, agar pemberian bantuan sosial harus dievaluasi mengingat banyaknya penyimpangan bantuan sosial, juga meminta pemerintah kembali menggunakan aturan New Normal agar perekonomian masyarakat bisa kembali pulih.
“Oleh karena itu kami mengajak seluruh rakyat Gorontalo untuk jangan membiarkan ketika aktifitas kita di batasi, hari ini mari kita berjuang sama sama. Jangan batasi abang bentor, para pedagang untuk mencari nafkah dijalan, serta jangan membatasi aktifitas masyarakat, apa lagi abang abang bentor,” tegasnya.
Sementara itu, Fahrizul Hasan selaku koordinator dalam unjuk rasa itu menilai, sangat miris jika hari ini masih banyak masyarakat menangis karena kelaparan.
“Hal yang perlu kita ingat bersama, negara kita sangat kaya. Namun satu kebijakan yang diberikan oleh pemerintah sangat bertolak dengan masyarakat. Maka kami meminta tetap kita patuhi ptotokol kesehatan. Kami berdiri disini menegaskan untuk tidak ada penerapan PPKM di Gorontalo. Karena dengan adanya kebijakan itu memberatkan masayarakat,” kata Fahrizul.
Seharusya lanjut dia, pemerintah memberikan solusi ketika saat itu dilakukan pembatasan masyarkatat.
“Sekarang tidak ada solusi. Sementara kebutuhan masyarakat perlu perjuangan. Besok hari kita menyambut Idul Adha. Kita sadar bahwa saudara kita kaum intelktual ratusan mahasiswa yang telah diwisuda meraka hari ini menganggur. Namun ditengah pandemi ini malah banyak warga asing yang masukkan ke daerah ini. Bagi kami ini tidak masalah, yang penting jangan batasi kami. karena kami bukan untuk mencari kekayaan hanya mencari sesuap nasi,” tutupnya.(luk)