Gorontalo, mimoza.tv – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menyarankan Pemerintah Indonesia untuk menggunakan cara rapid test anti-bodi atau tes cepat untuk mendeteksi kasus virus corona (Covid-19).
dr Navaratnasamy Paranietharan selaku Perwakilan WHO untuk Indonesia mengatakan, selama ini WHO hanya melakukan rapid test untuk keperluan penelitian saja, bukan untuk mengonfirmasi kasus positif atau negatif corona.
“WHO tidak merekomendasikan penggunaan diagnosa rapid test berdasarkan anti-bodi sebagai pemeriksaan penanganan wabah corona atau penanganan pasien. Kami tidak merekomendasikan itu,” kata Paranietharan, seperti dilansir dari cnnindonesia.com.
Saat menjawab pertanyaan Wakil Ketua BKSAP, Charles Honoris, Paranietharan mengatakan, sejauh ini WHO menilai tes PCR merupakan standar utama. Ia menegaskan bahkan WHO tidak pernah memasukan hasil pemeriksaan menggunakan rapid test ke dalam perhitungan kasus corona yang terkonfirmasi.
“Kami tidak menghitung hasil rapid test sebagai kasus terkonfirmasi. PCR adalah standar emas dan kami selama ini mempertimbangkan kasus terkonfirmasi berdasarkan hasil tes PCR,” ucap Paranietharan.
Dalam webinar bertajuk Peran Parlemen dalam Kerja Sama Internasional Penanggulangan Covid-19, Wakil Ketua Dewan Rakyat Malaysia, Mohd Rashid Hasnon, turut bertukar pengalaman bahwa Malaysia juga tak menggunakan rapid test untuk mendeteksi kasus corona dan menekan angka penularan.
Rashid menuturkan pemerintah Malaysia sejauh ini mengandalkan pemeriksaan tes PCR atau melalui pengambilan cairan saluran pernapasan (swab) yang dinilai lebih akurat.
WHO Tak Sarankan RI Deteksi Kasus Corona Lewat Rapid TestIlustrasi rapid test virus corona.
Saat ini Malaysia menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki kasus corona cukup tinggi tetapi dengan angka tingkat kematian yang rendah. Per hari ini, berdasarkan Worldometer, Malaysia tercatat memiliki 5.425 kasus corona dengan 89 kematian.
Saat rapat terbatas lewat telekonferensi pada 19 Maret lalu, Jokowi menginstruksikan agar segera dilaksanakan rapid test corona massal di Indonesia agar bisa mendeteksi dini indikasi awal seseorang terpapar Covid-19. Bahkan agar rapid test Covid-19 berjalan lancar, Jokowi meminta Kementerian Kesehatan agar segera memperbanyak alat dan tempat tes. Tak hanya Kemenkes, Jokowi juga meminta rumah sakit pemerintah, BUMN, TNI-Polri, hingga swasta turun tangan demi kelancaran rapid test massal.
Sementara di Gorontalo sendiri, hingga Rabu (22/4), berdasarkan pemeriksaan cepat melalui alat rapid test corona virus disease (Covid-19), yang dilakukan gugus tugas Covid-19 kabupaten/kota di Gorontalo, sedikitnya 74 warga yang positif.(luk)