Kab.Gorontalo, mimoza.tv – Dalam rangka kunjungan diplomat asing, Sekolah Staf Dan Pimpinan Kementrian Luar Negeri (SESPARLU) Internasional angkatan ke-19, mendatang Provinsi Gorontalo. Tujuanya mereka untuk memperkenalkan, serta mempelajari budaya serta adat dan agama di Indonesia, termasuk Provinsi Gorontalo untuk di promosikan ke luar daerah.
Dalam kunjungan pada Senin (16/10/2017), sekitar pukul 08.00 Wita ini di mulai dari lokasi wisata Religi Bubohu, yang ada di Desa Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo. Dimana lokasi tersebut merupakan tempat pertama yang dikunjungi oleh rombongan Sesparlu, yang di dalamnya terdiri dari 10 perwakilan negara di dunia.
Di lokasi wisata religi, mereka dikenalkan dengan beberapa adat serta budaya Gorontalo, termasuk barang antik serta kitab suci alquran yang umurnya sudah mencapai ribuan tahun.
Tak hanya itu saja, rombongan juga telah dikenalkan dengan perayaan walima, yang terus diselengarakan setiap tahun dalam memperingati maulid nabi, dengan memutar kembali dokumentasi saat perayaan tersebut.
Saat diwawancara, Yosef Tahir Ma’ruf, selaku pengelola Desa Wisata Religi mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi atas kunjungan diplomat 10 negara yang telah didatangkan oleh Provinsi Gorontalo. Sebelumnya ia telah bersepakat untuk belum menerima kunjungan apapun, namun pihak pemerintah mempercepat kunjungan ini dari jadwal sebelumnya yakni pada tahun 2019. Pasalnya ia menargetkan akan mendirikan hotel di tahun 2019 nanti.
“Rencanaya saya akan menerima kunjungan tersebut nanti pada tahun 2019. Pasalnya masih banyak lagi yang kami rencanakan di tahun depan,” ungkap Yosef.
Saat dimintai tanggapan, salah satu perwakilan dari Timor Leste, Rogerio Dos Santri mengaku, ini merupakan kegiatan diplomasi yang dilakukan di beberapa tempat, termasuk pelosok Desa, untuk belajar dan mencari tahu apa saja budaya dari daerah tersebut.
“Di lokasi Desa Religi ini sangat luar biasa, dan saya berharap apa yang sudah kita dapatkan ini akan menjadi kenangan serta pelajaran buat kita,” pungkasnya. (fpr)