Gorontalo, mimoza.tv – Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengakui, kenaikan tiket pesawat dalam beberapa waktu belakangan ini akan menyumbany kenaikan inflasi pada bulan Januari 2019. Meskipun demikian, dirinya menjelaskan jika kenaikan tersebut belum berdampak besar pada inflasi tahunan.
Namun saja, ada beberapa sektor terdapak dari kenaikan harga tiket pesawat ini, termasuk jumlah penumpang turun 3000 perhari.
Di Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) Kota Pekanbaru, Provinsi Riau saja, sebanyak 433 penerbangan dibatalkan pada awal bulan Januari. Pembatalan ini terpaksa dilakukan lantaran jumlah penumpang yang menurun drastis.
Data di PT Angkasa Pura II Bandara Sultan Syarif Kasim merinci, ada 212 penerbangan domestik menuju Pekanbaru yang batal. Sedangkan 217 penerbangan dari Pekanbaru ke kota lainnya juga dibatalkan.
Executive general Manager Bandara SSK II, Jaya Tahoma Sirait menyebut, setiap harinya rata-rata ada 20 penerbangan yang dibatalkan.
“Ini menunjukkan kebijakan perusahaan maskapai yang menaikkan tarif pesawat sangat berdampak pada konsumen dalam negeri, karena lebih dari 90 persen penerbangan yang batal melayani rute domestik,” ujar Jaya, seperti dikutip dari Antara.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nusa Tenggara Barat Dewantoro Umbu Joka menilai mahalnya harga tiket pesawat tujuan Lombok, dapat mengganggu kunjungan wisataawan ke daerah.
“Mahalnya tiket ini sangat mengganggu kunjungan wisata ke NTB. Akibatnya juga akan berpengaruh pada penurunan pendapatan UMKM, seperti pusat oleh-oleh, dan kuliner. Belum lagi ditambah bagasi yang berbayar,” kata Dewantoro.
Terkait mahalnya harga tiket tersebut, pihaknya sudah menyampaikan ke DPP Asita di Jakarta agar mendorong harga tiket pesawat tujuan Lombok juga bisa diturunkan seperti rute-rute lainnya.
“Kami sangat mengharapkan apa lagi NTB pascagempa ini butuh total ‘recovery’ (pemulihan) dari pemerintah pusat. Salah satu permintaan kita pihak maskapai untuk membantu dalam harga tiket khusus ke NTB,” tegas Dewantoro.
Sementara itu, Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau menngkhawatirkan, jika kenaikan tarif tiket pesawat ini akan berimbas pula pada pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya industri yang berhubungan dengan transportasi udara. Siti Astiyah, selaku Kepala kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau menyebut, tarif pesawat akan berdampak bagi industri seperti logistik, dan juga perdagangan berbasis elektronik (e-commerce).
Siti mengatakan, BI sudah melihat tarif transportasi menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar bagi inflasi Riau sejak Desember 2018. Pada tahun ini tarif transportasi udara juga dilihat sebagai faktor pendorong inflasi.
Dia berharap agar industri penerbangan bisa menurunkan tarif agar tidak terlalu mempengaruhi inflasi. “Kita harapkan ini (kenaikan tarif) sifatnya sementara,” katanya.
Kenaikan harga tiket pesawat membuat jumlah penumpang pengguna jasa angkutan udara di Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman berkurang hingga 3.000 orang per hari. Angka ini berdasarkan data yang dihimpun dari PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara.
“Pergerakan penumpang saat ini untuk kepergian dan kepulangan hanya sekitar 7.000 penumpang, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 11 ribu penumpang,” kata Humas PT Angkasa Pura II BIM, Fendrick Sondra.
Kenaikan harga tiket pesawat membuat jumlah penumpang pengguna jasa angkutan udara di Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman berkurang hingga 3.000 orang per hari. Angka ini berdasarkan data yang dihimpun dari PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara.
“Pergerakan penumpang saat ini untuk kepergian dan kepulangan hanya sekitar 7.000 penumpang, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 11 ribu penumpang,” kata Humas PT Angkasa Pura II BIM, Fendrick Sondra, dikutip dari Merdeka.com.
Dia menyebutkan pada 18 Januari 2019 total penerbangan regional yang datang dan pergi sebanyak 29 pesawat dengan jumlah pergerakan penumpang 8.657 orang.
“Untuk tingkat keterisian penumpang untuk keberangkatan mencapai 88,92 persen dan kedatangan 74,14 persen,” ujar dia.
Sementara pada 19 Januari 2019 jumlah pergerakan penumpang mencapai 7.795 orang dengan perincian tiba 3.356 penumpang dan berangkat 3.202 orang dan tingkat keterisian pesawat sebesar 87,03 persen untuk kedatangan dan 82,08 persen untuk kepulangan.
“Ini merupakan tantangan bagi kita semua, khususnya bagi dunia pariwisata Sumbar, apakah terpengaruh atau tidak tentunya harus siap dan semoga pulih ke keadaan sebelumnya,” pungkasnya.(luk)