Gorontalo, mimoza.tv – Kuasa hukum Merlan S. Uloli sekaligus tokoh tim hukum MULUS, Frengky Uloli, menuding Bupati Bone Bolango, Ismet Mile, masih menyimpan dendam politik terhadap kliennya. Frengky menyebut, sikap tersebut menjadi akar persoalan pembongkaran kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bone Bolango dan pengambilalihan aset-aset organisasi kemanusiaan itu.
“Sampai hari ini, Bupati Ismet Mile masih menyimpan dendam politik terhadap Ibu Merlan. Dalam setiap pidatonya, nama Merlan selalu diseret-seret dan dikaitkan dengan pemeriksaan inspektorat, seolah-olah beliau penuh penyimpangan,” ujar Frengky kepada mimoza.tv, Sabtu (10/5/2025).
Menurutnya, gaya kepemimpinan Ismet yang sarat sentimen pribadi justru membawa Bone Bolango menjauh dari prinsip demokrasi dan kolaborasi. “Kalau Ismet terus memimpin dengan pendekatan dendam, bukan merangkul dan mengayomi, maka daerah ini tidak akan maju. Bone Bolango hanya bisa tumbuh kalau kita bergandengan tangan, bukan saling menjatuhkan,” tegas Frengky.
Frengky membeberkan bahwa Merlan telah dua kali menunjukkan itikad baik dengan mengunjungi Ismet. Pertama, saat bersilaturahmi pasca-Pilkada untuk menyampaikan selamat dan menyerahkan kendali seluruh OPD. Kedua, ketika berkunjung bersama Wakil Ketua DPR RI, Rahmat Gobel, saat Idulfitri.
“Bahkan, selain Ibu pernah datang ke rumahnya, Ismet juga sempat melakukan kunjungan balasan ke rumah Ibu Merlan. Tapi nyatanya, lain di bibir, lain di hati. Setelah semua itu, justru PMI yang jadi korban dan Ibu Merlan dipaksa mundur dari jabatannya,” ungkap Frengky.
Menanggapi hal tersebut, Ketua PMI Provinsi Gorontalo, Ishak Liputo, membenarkan bahwa Merlan Uloli telah mengundurkan diri sebagai Ketua PMI Bone Bolango. Ia menjelaskan bahwa dalam struktur organisasi, Bupati Bone Bolango bertindak sebagai pelindung PMI tingkat kabupaten.
Menurut Ishak, Merlan mengalami kesulitan menjalankan tugasnya karena tidak mendapat dukungan dari unsur-unsur ex officio yang berada di bawah kendali bupati, seperti kepala dinas kesehatan dan kepala dinas pendidikan.
“Kalau dia (Merlan) menjalankan tugasnya, tidak kuorum dalam pengambilan keputusan. Maka demi menyelamatkan kegiatan kemanusiaan, dia mengundurkan diri,” terang Ishak.
Terkait dugaan dendam politik dari Ismet Mile terhadap Merlan, Ishak tak menampik adanya spekulasi semacam itu. Namun ia menegaskan bahwa dalam struktur PMI, ketua harus menjalin komunikasi dengan pelindung organisasi.
“Dendam politik ya dendam politik. Tapi Ketua PMI harus tahu ADRT. Harus sampaikan ke bupati bahwa dia ingin bekerja sama. Karena semua kegiatan PMI itu dibiayai lewat hibah kabupaten. Kalau semua OPD enggan bekerja sama karena takut pada bupati, PMI akan lumpuh. Jadi keputusan Merlan mundur itu langkah yang tepat demi menyelamatkan organisasi,” tegas Ishak.
Penulis: Lukman