Gorontalo, mimoza.tv – Usman Husa, seorang pedagang kue keliling di Gorontalo, telah menemukan cara baru untuk meningkatkan omzetnya melalui metode pembayaran modern. Pria yang telah menekuni profesi ini selama lebih dari satu dekade kini merasakan manfaat besar dari penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Dalam sehari, omzetnya kini mencapai Rp 500 ribu, sebuah angka yang cukup besar untuk usaha kecil seperti miliknya.
Dulu, Usman sering menghadapi kerepotan saat melayani pelanggan yang membayar dengan uang tunai, terutama jika mereka memberikan nominal besar. Masalah uang kembalian sering menghabiskan waktu dan tenaga. Namun, sejak mulai menggunakan QRIS lebih dari setahun yang lalu, semua menjadi lebih mudah.
“Kalau dulu sebelum menggunakan QRIS, repot sekali. Pelanggan saya ini kan banyak pegawai kantor. Kalau mereka bayar dengan uang nominal besar, saya harus mencari tempat untuk menukar uang kecil. Tapi sejak pakai QRIS, saya tidak perlu repot lagi. Cukup membawa kertas dengan barcode, pelanggan tinggal scan,” ujar Usman dengan senyum puas.
Usman mengungkapkan bahwa keputusannya untuk beralih ke QRIS juga didorong oleh kebutuhan pelanggan. Sebagian besar konsumennya, yang merupakan pekerja kantoran, kini lebih memilih pembayaran digital dibandingkan uang tunai.
“Biar hanya pedagang kecil, kita harus paham pelanggan. Rata-rata pelanggan saya jarang membawa uang tunai. Dengan QRIS, transaksi jadi lebih cepat dan mudah. Itulah alasan saya memilih QRIS,” tambahnya.
QRIS Mempermudah Transaksi Digital
QRIS sendiri adalah standar nasional pembayaran menggunakan kode QR di Indonesia yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Metode ini memudahkan pengguna karena hanya membutuhkan satu aplikasi pembayaran untuk melakukan transaksi di berbagai merchant yang mendukung QRIS.
Di Gorontalo, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) mencatat peningkatan signifikan dalam adopsi QRIS. Pada tahun 2023, pengguna baru QRIS di provinsi ini mencapai 55.300 orang. Kepala KPwBI Gorontalo, Dian Nugraha, menyatakan bahwa digitalisasi sistem pembayaran membuka peluang yang lebih luas untuk menciptakan sistem pembayaran yang efisien dan mudah diakses.
“Program Pejuang QRIS Gorontalo (PARIS GO) diluncurkan untuk mendorong pemerintah daerah dan pelaku usaha agar lebih aktif menggunakan QRIS. Program ini juga memberikan apresiasi kepada mereka yang berhasil memanfaatkan teknologi pembayaran digital,” jelas Dian.
Transformasi Digital bagi Pedagang Kecil
Pengalaman Usman menjadi contoh nyata bagaimana digitalisasi mampu mengubah kehidupan pedagang kecil. Dengan QRIS, ia tidak hanya mendapatkan kemudahan, tetapi juga menarik lebih banyak pelanggan yang terbiasa dengan pembayaran digital. Kini, kue-kue yang dijualnya laris manis setiap hari, dan ia tak perlu lagi pusing memikirkan uang kembalian.
Bagi Usman, QRIS bukan sekadar alat pembayaran, tetapi juga simbol adaptasi dan inovasi. “Saya senang bisa mengikuti zaman. Teknologi seperti QRIS membuat hidup saya lebih mudah, dan pelanggan pun merasa puas,” tuturnya.
Kisah Usman menunjukkan bahwa dengan sedikit inovasi, usaha kecil pun bisa terus berkembang di era digital. QRIS menjadi jembatan yang menghubungkan pedagang tradisional dengan pelanggan modern, membuka peluang baru di dunia usaha.
Penulis : Lukman.
Discussion about this post