Di negeri antah-berantah bernama Konoha, pemberantasan korupsi menjadi topik panas. Presiden terpilih, Pak Pinkko, berjanji akan membersihkan negeri dari korupsi. Untuk itu, ia menunjuk Pak Joky sebagai Kepala Jaksa yang dikenal jujur dan tegas.
Pak Joky dan timnya mulai bekerja dengan semangat tinggi. Mereka mengumpulkan bukti, menyelidiki pejabat, dan menyusun rencana besar untuk menangkap koruptor-koruptor kelas kakap. Rakyat Bahagia Raya pun penuh harapan, membayangkan masa depan tanpa korupsi.
Suatu hari, Pak Joky dan jajarannya mengumumkan akan menggelar operasi besar-besaran yang disebut Operasi Naga. Mereka sudah mengumpulkan bukti kuat tentang kasus korupsi besar bantuan sosial (Bansos) yang melibatkan beberapa pejabat tinggi, termasuh dugaan keterlibatan Pak Hampu, seorang mantan pejabat. Seluruh negeri pun antusias atas hasil dari Operasi Naga ini.
Namun, setelah beberapa hari setelah berhasil menjebloskan Pak Hampu ke penjara, Pak Joky tiba-tiba menerima telepon dari seorang pejabat yang sangat dekat dengan Presiden.
Pejabat : “Pak Joky, kami dengar Anda akan melakukan Operasi Naga. Apakah benar?”
Pak Joky: “Benar Pak, Kami telah memiliki bukti kuat dan sudah melakukan penahanan terhadap Pak Hampu. Tapi sekarang beliau sakit dan harus berobat di Ibu Kota Wakanda”
Pejabat : “Hmmm, apakah Anda yakin itu langkah yang bijaksana? Beberapa dari mereka adalah teman baik Presiden.”
Pak Joky: “Kami hanya menjalankan tugas, Pak. Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu.”
Pejabat : “Begini, Pak Joky. Bagaimana jika Anda menangguhkan dulu kasus ini? Mungkin kita bisa mendiskusikan hal ini lebih lanjut. Lagipula, kita harus menjaga stabilitas politik negara.”
Pak Joky tahu bahwa ini adalah upaya intervensi, tapi ia tetap teguh. “Maaf Pak, tugas kami adalah memberantas korupsi, bukan menjaga stabilitas politik.”
Pejabat itu pun mengakhiri pembicaraan dengan nada tak senang. Pak Joky dan anakbuahnya melanjutkan persiapan pelimpahan berkas kasus yang melibatkan Pak Hampu itu ke pengadilan. Namun, malam itu, Pak Joky mendapatkan pesan dari ajudan Presiden yang memintanya untuk datang ke istana.
Di istana, Presiden Pinkko menemui Pak Joky dengan senyuman hangat. “Pak Joky, saya mendengar tentang Operasi Naga. Anda bekerja sangat keras. Saya sangat menghargai itu.”
Pak Joky tersenyum sopan. “Terima kasih, Pak Presiden. Kami hanya ingin melakukan yang terbaik untuk negeri ini.”
Presiden menghela napas. “Tapi saya mendengar beberapa nama besar terlibat. Mungkin ini bukan waktu yang tepat. Kita harus menjaga ekonomi dan politik stabil. Bagaimana jika Anda fokus pada kasus-kasus yang lebih kecil dulu?”
Pak Joky merasa kecewa, tapi ia tahu tekanan ini terlalu besar. “Baik, Pak Presiden. Kami akan mempertimbangkan saran Anda.”
Operasi Naga pun diubah menjadi Operasi Kadal, dengan fokus pada kasus-kasus kecil seperti penyelewengan dana desa dan pungutan liar di pasar. Rakyat Bahagia Raya mulai meragukan komitmen pemerintah dalam memberantas korupsi.
Namun, kisahpemberantasan korupsi itu menjadi bahan lelucon di masyarakat. Mereka tidak percaya lagi terhadap lembaga yang dipimpin Pak Joky itu. Selalu ada intervensi politik yang menghambat.
Pak Joky dan timnya tetap berusaha menjalankan tugas sebaik mungkin, tapi mereka tahu bahwa selama ada intervensi dari elite politik, pemberantasan korupsi di Negeri Konoha akan selalu setengah hati.
Rakyatnya pun belajar bahwa kadang, musuh terbesar dalam pemberantasan korupsi bukanlah para koruptor itu sendiri, melainkan mereka yang berdiri di balik tirai kekuasaan.
Penulis : Lukman.