Kota Gorontalo, mimoza.tv – Semangat lintas generasi terpancar dari langkah kaki dan senyum para alumni SMP Negeri 2 Gorontalo (SPENDUGO) saat Ikatan Alumni (IKA SPENDUGO) resmi meluncurkan rangkaian kegiatan Road to Milad ke-70, Minggu (3/8/2025), di Kota Gorontalo.
Acara pembuka ini diawali dengan jalan sehat bersama alumni dari berbagai angkatan, dilanjutkan dengan senam zumba massal yang energik, dan ditutup penuh haru melalui pemotongan tumpeng sebagai simbol dimulainya perjalanan menuju puncak Milad pada Oktober mendatang. Ketua Panitia, Rakhmatiyah Deu, memimpin langsung seremoni pemotongan tumpeng tersebut.
Dalam sambutannya, Ketua Umum IKA SPENDUGO, Yusrianto Kadir, menyebut momentum 70 tahun sebagai waktu yang tepat untuk mempererat kembali ikatan batin para alumni.
“Tujuh dekade bukan sekadar angka. Ini adalah bukti sejarah, dan saat yang tepat untuk berkumpul, merawat memori, serta menguatkan solidaritas. IKA SPENDUGO ingin hadir sebagai kekuatan sosial yang memberi manfaat nyata—bukan hanya untuk almamater, tapi juga untuk daerah,” tegas Yusrianto.
Senada, Ketua Panitia Rakhmatiyah Deu menyampaikan bahwa acara ini adalah pembuka dari rangkaian kegiatan yang telah dipersiapkan dengan matang.
“Alhamdulillah, antusiasme luar biasa hari ini menjadi energi awal. Ke depan, kita akan menggelar Pra MUBES pada 30 Oktober, disusul MUBES II tanggal 18 Oktober, dan ditutup dengan Reuni Akbar Alumni SPENDUGO 2025,” jelasnya.
Lebih dari sekadar nostalgia, Rakhmatiyah menekankan pentingnya partisipasi aktif alumni sebagai bukti bahwa kebersamaan selama masa sekolah masih hidup dan terus tumbuh dalam ruang-ruang sosial yang lebih besar.
Menuju Milad ke-70: Inklusif, Partisipatif, dan Berdampak Nyata
Dengan semangat kolektif dan harapan besar, IKA SPENDUGO menatap Milad ke-70 sebagai momen refleksi dan rekoneksi. Rangkaian kegiatan ke depan dirancang agar lebih inklusif, partisipatif, dan memberi dampak luas bagi alumni maupun almamater tercinta.
IKA SPENDUGO membuktikan bahwa kebersamaan yang tumbuh di bangku sekolah bisa menjelma menjadi kekuatan sosial—dan sejarah 70 tahun ini akan ditulis ulang dengan energi baru dari generasi ke generasi. (rls/luk)