Oleh: Saprudin
Mahasiswa PPL MBKM Prodi PAI IAIN Gorontalo di MTs Negeri 1 Buol
Dalam membangun karakter peserta didik yang religius dan berakhlak mulia, MTs Negeri 1 Buol menggagas sebuah program rutin yang sarat nilai spiritual, yaitu Tadarus Al-Qur’an. Diinisiasi oleh Kepala Madrasah, Bapak Aqil Budiaji, S.Pd., bersama seluruh dewan guru dan tenaga kependidikan, program ini menjadi bagian dari komitmen madrasah dalam membentuk generasi madani yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
Konsep dasar kegiatan tadarus ini tidak hanya sekadar membaca Al-Qur’an, melainkan juga membina mental-spiritual peserta didik secara menyeluruh. Melalui tadarus, siswa diajak memperkuat kesadaran diri akan pentingnya kualitas ibadah, meningkatkan ketakwaan, serta mengimplementasikan nilai-nilai Qur’ani dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini sejalan dengan program nasional Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang diusung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama. PPK menekankan pentingnya integrasi aspek kognitif, afektif, dan spiritual dalam proses pendidikan — di mana Al-Qur’an menjadi pusat nilai dan moralitas.
Sebagai bentuk nyata, MTs Negeri 1 Buol menetapkan tadarus sebagai aktivitas rutin setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai. Ini menjadi pembuka hari yang penuh hikmah, menenangkan jiwa, dan membentuk suasana belajar yang lebih khusyuk dan terarah. Disiplin spiritual ini ditanamkan sejak dini agar menjadi kebiasaan baik yang melekat.
Dalam pelaksanaannya, tadarus dilakukan bergiliran per kelas dengan pendampingan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan wali kelas. Lokasi pelaksanaan disesuaikan dengan kondisi, mulai dari ruang kelas, aula, hingga ruang terbuka yang mendukung kekhusyukan. Tidak hanya membaca, peserta didik juga diberi pemahaman sederhana tentang arti dan makna ayat-ayat yang dibacakan.
Namun, pelaksanaan tadarus tidak luput dari tantangan. Salah satu kendala utama adalah rendahnya motivasi sebagian siswa, yang dipengaruhi oleh kebiasaan di rumah, minimnya pemahaman agama, serta keterbatasan kemampuan membaca Al-Qur’an. Di sisi lain, padatnya jadwal akademik — terutama menjelang ujian — seringkali mempersingkat waktu tadarus.
Menjawab tantangan ini, madrasah menerapkan sejumlah solusi strategis. Di antaranya, mengadakan program Bimbingan Tilawah Al-Qur’an (BTQ) secara berkala bagi siswa yang belum lancar membaca. Program ini dilaksanakan di luar jam pelajaran utama agar tidak mengganggu akademik. Selain itu, sistem penghargaan bagi kelas yang aktif dan tertib dalam tadarus diterapkan untuk meningkatkan motivasi siswa.
Pendekatan personal dari guru juga menjadi kunci dalam menumbuhkan kecintaan siswa terhadap Al-Qur’an. Melalui perhatian dan pendampingan yang hangat, siswa didorong untuk mengembangkan hubungan emosional yang positif dengan kitab suci mereka.
Melalui program tadarus ini, MTs Negeri 1 Buol membuktikan bahwa pendidikan bukan hanya soal mencetak prestasi akademik, tetapi juga membangun fondasi iman yang kokoh. Dukungan penuh dari Kepala Madrasah dan sinergi seluruh tenaga pendidik menjadi pilar keberhasilan kegiatan ini.
Semoga kegiatan tadarus di MTs Negeri 1 Buol terus berlanjut, membawa manfaat luas, dan menjadi inspirasi bagi madrasah-madrasah lainnya dalam membentuk generasi Qur’ani yang berakhlak mulia.