Gorontalo, mimoza.tv – Upaya membangun Gorontalo yang hijau dan berkelanjutan terus berlanjut. Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Gorontalo, Rachmat Gobel, bersama Pemerintah Kabupaten Boalemo dan masyarakat setempat, kembali melakukan penanaman bambu petung di wilayah Boalemo, Jumat (19/12/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari program besar penanaman 1 juta bambu petung di Gorontalo.
Program tersebut bukan sekadar agenda seremonial, melainkan langkah strategis jangka panjang untuk memperkuat fondasi lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi hijau bagi masyarakat. Lingkungan yang terjaga, dinilai menjadi prasyarat utama bagi kesejahteraan dan kemandirian daerah.
Dikutip dari berbagai sumber, jenis bambu yang ditanam oleh Rachmat Gobel dan Pemda Boalemo adalah bambu petung (Dendrocalamus asper), salah satu jenis bambu terbesar di kawasan tropis Indonesia. Dengan diameter batang yang bisa mencapai 20 sentimeter dan tinggi hingga 25 meter, bambu petung dikenal memiliki struktur yang kuat, tebal, dan sangat tahan lama. Tak heran jika bambu ini kerap dijuluki sebagai “raksasa hijau”.
Secara ekonomi, bambu petung memiliki nilai guna yang sangat luas. Selama ini, bambu petung banyak dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi bangunan, jembatan sederhana, rangka rumah, hingga perabot rumah tangga. Di sektor budaya, bambu ini juga digunakan sebagai bahan alat musik tradisional dan kerajinan rakyat.
Namun, manfaat bambu petung tidak berhenti pada penggunaan konvensional. Dalam perkembangan industri modern, bambu petung menjadi bahan baku bamboo laminated board, arang bambu (bamboo charcoal), hingga serat bambu ramah lingkungan yang mulai diminati industri tekstil dan produk berkelanjutan. Potensi ini membuka peluang bagi Boalemo untuk masuk dalam rantai industri hijau dan pasar ekspor berbasis sumber daya alam terbarukan.
Dari sisi ekologis, bambu petung memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan alam. Sistem perakarannya yang rapat dan kuat mampu menahan erosi serta memperkokoh struktur tanah, terutama di daerah perbukitan dan bantaran sungai yang rawan longsor. Tajuk dan daunnya yang lebat juga berfungsi menurunkan suhu udara dan menciptakan iklim mikro yang lebih sejuk.
Tak kalah penting, bambu petung dikenal sebagai tanaman dengan kemampuan tinggi dalam menyerap karbon dioksida (CO₂). Berbagai riset menunjukkan, satu hektare tanaman bambu mampu menyerap hingga 12 ton karbon per tahun, menjadikannya salah satu tanaman paling efektif dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Karena kemampuannya menghasilkan oksigen dalam jumlah besar, bambu petung kerap disebut sebagai “paru-paru hijau” oleh para pemerhati lingkungan.
Bagi Kabupaten Boalemo, penanaman bambu petung ini merupakan investasi ekologis dan ekonomi jangka panjang. Jika dikelola secara terencana dan berkelanjutan, bambu petung berpotensi menjadi sumber bahan baku industri ramah lingkungan, energi biomassa, sekaligus penopang ekonomi masyarakat berbasis desa.
Dengan langkah ini, Rachmat Gobel bersama Pemerintah Kabupaten Boalemo sesungguhnya tengah menanam lebih dari sekadar pohon. Mereka menanam harapan—tentang masa depan Boalemo yang lebih hijau, lebih sejuk, dan lebih sejahtera, di mana alam dan manusia tumbuh dalam keseimbangan yang sama.
Penulis: Lukman.

