Gorontalo, mimoza.tv – Pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 171,17 juta jiwa, atau 64,8 persen dari total penduduk sebanyak 264 juta jiwa. Sayangnya, dari 171, 17 juta jiwa pengguna internet tersebut, 54 persen diantaranya tidak diimbangi dengan literasi.
Berangkat dari persoalan tersebut, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerja sama dengan Google News Initiative dan Internews menyelenggarakan Halfday Basic Workshop “Hoax Busting and Digital Hygiene”, yang diselenggarakan di Aula Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo Jumat (12/7/2019) pekan lau.
Budi Nurgianto, salah satu trainer dalam kegiatan itu memaparkan, Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk terbanyak yang termakan berita bohong atau hoaks, karena 54% dari total penduduknya yang menggunakan internet tidak diimbangi dengan literasi media yang mumpuni.
“Berita bohong akan dipercayai apabila selalu diinformasikan secara terus menerus. Makanya mencegah hal tersebut harus diimbangi dengan tingkat literasi yang cukup,” ujarnya.
Sementara menurut Ronny Buol, trainer lainnya, media masa yang seharusnya bisa membendung berita bohong, malah terjebak dan ikut memberitakan dan menyebarkan berita bohong tersebut kepada masyarakat umum.
“Bukan hanya media saja yang termakan hoax, bahkan di level menteri juga jadi penyebar hoax. Makanya dengan adanya workshop ini, kita harapkan peserta bisa membedakan dan memverifikasi berita hoaks,” kata Ronny.
Lanjut Ronny, peserta juga diajak untuk mengumpulkan data tentang berita palsu dan hoax yang marak beredar untuk dilaporkan ke website Mafindo pada www.turnbackhoax.id/lapor-hoax dan www.Cekfakta.com.
Dua trainer bersertifikat Google ini berharap, setelah mendapatkan materi pelatiha, anak muda Gorontalo bisa jadi garda terdepan memerangi berita hoax.
Sementara itu Andri Arnold selaku Ketua AJI Kota Gorontalo berharap, setelah merima materi, peserta yang hadir diharapkan mampu untuk mencegah dan mendeteksi peredaran informasi palsu, hoaks dan misinformasi yang marak beredar. Serta mampu membentuk pengamanan diri di dunia digital.
“Muda-mudahan ilmu “Kanuragan” dari Google ini dapat mereka praktikkan dalam berseoasial media, dan dapat juga ditularkan baik di keluarga, kelompok dan komunitasnya,” harap Andri.
Kata dia, selain untuk masyarakat umum, kegiatan kolaborasi antara AJI dan Google News Initiative dan Internews ini juga melatih 27 jurnalis di Gorontalo.(luk)