Gorontalo, mimoza.tv – Di tuding pilih kasih oleh Heri Tedi, Kepala Desa Diloniyohu saat penyaluran paket bantuan bagi warga terdampak bencana banjir di Kecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo, Kepala Dinas Sosial Provinsi Gorontalo, Risjon Sunge angkat bicara.
Dihubungi wartawan mimoza.tv Risjon menjelaskan, dirinya tidak tau, jika di Desa Diloniyohu ada aktifitas pengumpulan massa. Karena sejak semula pihaknya sudah menetapkan semua warga tedampak bencana yang menerima paket bantuan jumlahnya sekitar 500 orang, perwakilan dari tiga desa masing masing Desa Diloniyohu, Desa Bongo Ngoayu, serta Desa Tilote. Posisi Desa Bongo Ngoayu berada di tengah-tengah.
“Jumlahnya ada 836 KK. Itu jumlahnya sekitar 2000-an jiwa. Karena tidak mungkin kita kumpulkan semua di posko, makanya hanya 500, mewakili tiap desa. Dan itu sudah masuk dalam tentatif kunjungan Kementerian Sosial, untuk penyerahan bantuan. Jadi kita tidak tau ada aktifitas pengumpulan massa di Desa Diloniyohu,” kata Risjon diwawancarai Kamis (5/3/2020)
Setelah ditelurusi kata Risjon, ternyata kepala Desa Diloniyohu menginisiatif sendiri untuk mengumpulkan warga, di posko BPBD, dan tidak melaporkannya di Posko Dinas Sosial Provinsi, bahwa ada juga pengumpulan warga di desa tersebut.
“Seharusnya mereka (3 desa) itu kumpul bersama di Desa Bongo Ngoayu. Saya juga kaget setelah ada informasi di media sosial. Apalagi sudah bicara ada pendukung disana. Pendukung apa? Jangan mempolitisir masalah kemanusiaan. Di saat masyarakat butuh bantuan, Kadesnya berpolitik juga. Ini yang tidak benar. Seharusnya dia paham itu,” tegas Risjon.
Sedangkan menyangkut posko induk yang di singgung oleh oleh Heri, dengan tegas dirinya mengatakan, tidak ada posko induk.
“Posko induk kalau ada posko lainnya yang bediri. Yang di Desa Diloniyohu itu poskonya BPBD. Ada juga posko Dinas Sosial. Jadi tidak benar ada posko induk. Kades harus paham, posko BPBD yang di desanya itu fungsinya untuk penanggulangan sementara darurat. Sedangkan posko Dinsos itu setelah bencana,” ujarnya.
Risjon juga menjelaskan, setelah mengetahui ada pengumpulan massa di posko BPBD, pihaknya juga langsung menyalurkan 411 paket bantuan.
“Dimana itu pilih kasihnya? Tidak ada itu. Jangan pilih kasih disaat orang butuh bantuan. Jangan bicara politik. Jangan ada pikiran-pikiran politik disaat musibah begini,” jelas Risjon.
Senmentara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Gorontalo, Sumarwoto mengungkapkan, hal tersebut hanya kesalahpahaman saja.
“Saya yang ada di lokasi langsung menetralisir kesalahpahaman itu. Dinsos saat itu juga mengirimkan bantuan 411 paket ke posko BPBD. Memang untuk posko Dinsos ada di Desa Bongo Ngo’ayu. Sedangkan sebagian warga ada disini. Tapi setelah saya jelaskan ke kepala desa, semua jadi terang benderang. Ini hanya miskomunikasi saja,” terang Sumarwoto.
Sementara itu salah satu warga Desa Diloniyohu yang enggan menyebutkan namanya mengungkapkan, semua warga terdampak mendapat bantuan dari Dinsos.
“Semua warga yang terkena dampak banjir mendapat bantuan. Bahkan masih ada tersisa sekitar 50-an paket bantuan yang sekarang ada di balai desa, mengantisipasi jangan ada yang terlewat. Kalau masalah kepala desa yang tuding pilih kasih, itu saya tidak tahu,” ucap warga tersebut.(luk)