Gorontalo, mimoza.tv – Pelaksanaan salat Idul Fitri 1441 Hijriyah, tahun ini benar-benar berbeda dari perayaan tahun-tahun sebelumnya. Ditengah pandemic Covid – 19, pemerintah menganjurkan warga masyarakat untuk melaksanakan salat Idul Fitri di rumah.Hal ini merupakan bagian dari memutus rantai penyebaran virus corona.
Setiap pagi di hari lebaran biasanya ramai dengan lalu lalang orang di jalan bersalam-salaman sambil menenteng sajadah dan mukena, kini pemandangan tersebut tidak lagi sama.
Pantauan wartawan ini, beberapa masjid yang biasanya rutin menyelenggarakan salat Ied, tampak kosong. Hanya terdengar takbir berkumandang dari pengeras suara. Aktifitas itu berpindah ke rumah. Setiap rumah yang melaksanakan salat Ied, terdiri dari beberapa orang saja. Ada yang hanya ber dua hingga ada yang lebih dari lima orang.
Kebanyakan mereka yang menggelar salat tidak ada khotbah salat Ied, dan hanya memperbanyak dengan berdzikir atau takbir.
Biasanya selepas salat juga tak terlihat kelompok anak-anak yang biasanya naik turun dari rumah satu ke rumah yang lain, untuk meminta uang Jakati. Kali ini tradisi tersebut tak terlihat. Kebanyakan mereka berkumpul dengan keluarga di rumah, ada yang menonton tv, atau bermain game di gadget. Sementara beberapa warga lainnya memilih berziarah ke makan keluarganya.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat telah mengeluarkan fatwa terkait pelaksanaan salat idul fitri di rumah saja alias tak berjemaah di lapangan ataupun masjid. MUI menyatakan hukumnya boleh.
Bukan hanya MUI, ormas Islam terbesar kedua yakni Muhammadiyah dan PB Nahdlatul Ulama pun telah mengeluarkan hal yang tak jauh beda.
Sejalan dengan itu pula, beberapa pemerintah daerah melarang pelaksanaan takbir keliling dan salat Idul Fitri di masjid maupun lapangan. Tindakan ini dianggap sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19.
Melansir CNN.com, data nasional menunjukan , kasus terkonfirmasi positif per hari Sabtu (23/5) sebanyak 21.745 kasus, 5.249 diantaranya sembuh, sementara 1.351 meninggal dunia.
Kasus positif pertama corona di Indonesia diumumkan Presiden RI, Joko Widodo pada 2 Maret lalu. Hingga kini, kasus positif itu sudah ada di 34 provinsi, data per Sabtu sudah terdapat di 339 kabupaten/kota se-Indonesia.(luk)