Gorontalo, mimoza.tv – Viralnya video Bupati Boalemo, Darwis Moridu (Darem) yang tengah marah-marah saat berpidato di hadapan pegawai belum lama ini, masih menjadi topic perbincangan sejumlah kalangan.
Sarson Pomalato, dosen dan Guru Besar di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mengatakan, melihat video yang viral ini dirinya teringat, bukan baru sekali ini Darem melontarkan hal-hal yang kontroversi, bahkan ada yang berujung pada laporan
“Ada tiga hal yang saya dapatkan. Yang pertama kita lihat dari karakter gaya bicara. Bukan Darem kalau bicaranya tidak seperti itu. Artinya kalau bicaranya sudah lemah lembut, berarti ada kelainan,” ucap Sarson saat menjadi salah satu narasumber program Dialog Fokus, yang digelar Mimoza Tv pada Rabu (3/6/2020) malam.
Hal yang ke dua kata dia adalah dari ketrampilan berkomunikasi. Sarson menilai, ketrampilan berkomunikasi biasanya dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan. Sehingga dalam komunikasi itu akan dibarengi dengan diksi dan narasi yang dipikirkan terlebih dahulu.
“Tidak semua orang mengalami emosi yang tinggi. Tapi bagi orang yang punya pengalaman besar, hal itu justru menaikkan emosi, sehingga diksi dan narasi yang keluar dari pidato itu harusnya minimal teratur bagus. Tidak eloklah seorang pimpinan berkata-kata seperti itu,” tutur akademisi senior di Gorontalo ini.
Sedangkan hal yang ke tiga menurut dia adalah masalah etika.
“Terus terang seandainya bukan bupati yang bicara, kadang kala kita tidak pusing . Inilah yang kadang-kadang juga tidak disadari oleh dia (baca: Darem). Lepas control. Padahal dia seorang pemimpin. Seharusnya di depan pegawainya, boleh saja dimarahi tapi tidak seperti itu. Dengan mengatakan golojo (rakus), ujung kuku, dan lain sebagainya. Itu terangkum pada etika yang kurang bagus. Padahal sebagai salah seorang pemimpin di Gorontalo, seharusnya mentaati betul betul adat istiadat orang Gorontalo,” tutur dia.
Dirinya mengaku, tidak tau apa Darem mendapat adat gelar adat Pulanga serta gelar lain sebagainya. Namun sebagai seorang pemimpin, kata Sarson harus berakarkan pada adat Gorontalo. Diatur bicaranya, di atur diksinya, diatur narasinya. Sehingga betul-betul orang akan paham apa yang dia maksud.
“Saya berharap apa yang terjadi pada Bupati Boalemo merupakan peristiwa terakhir kali. Saya berharap sebagai kepala pemerintahan di Boalemo, Darem bisa membina ASN-ASN di Boalemo dengan baik. ASN yang S1, S2 itu juga manusia yang tentu tidak luput dari salah,” pungkasnya.(luk)