Gorontalo, mimoza.tv – Karir Merlan Uloli sebelumya banyak dikenal orang ketika menjadi birokrat di tanah papua, tepatnya sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Pemkot Jayapura.
Saat tampil di program Podcast Mimoza Tv, perempuan kelahiran Kelurahan Tumbihe, Kecamatan Kabila, Kabupaten Gorontalo ini mengaku meniti karir dari seorang staf honorer selama 3 tahun. Setelah ada pengangkatan ASN, Merlan pun mencoba peruntungannya hingga dinyatakan lulus sebagai pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Kota Jayapura.
“Saya melalui karir itu dengan tidak mudah.Di Dinas Dukcapil Jayapura saya menjabat sebagai kepala seksi, kemudian kepala bidang, lanjut ke sekretaris hingga sampai menjadi kepala dinas. Saat menjabat kepala dinas itu saya menciptakan 19 inovasi. Makanya oleh pak Wali Kota Jayapura saya disebut sebagai mamanya inovasi atau ibu kandung inovasi,” tutur Merlan.
Sosok yang pernah daulat sebagai Ketua kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo (KKIG) Papua ini mengaku, mendapat amanah jabatan selama meniti jarir itu tidak mudah. Berbagai tantangan dan hambatan kata Merlan, mewarnai aktivitasnya selama menjadi pejabat di tanah rantau. Dirinya juga mengaku, lahirnya berbagai macam inivasi itu lahir dari berbagai macam masalah.yang timbul.
“Saya selalu menciptakan inovasi dari masalah. Satu yang saya ciptakan itu adalah inovasi Daku Papua. Ini adalah data khusus orang Papua.asli. Di Papua itu kan terkenal dengan dana Otsus, dimana dana itu memang diperuntukan khusus untuk orang Papua dan bukan diperuntukan untuk pendatang. Sementara pemerintah sendiri, juga seluruh daaerah disana tidak tahu jumlah orang Papua asli. Sehingga dengan permasalahan itu lahirlah Inovasi Daku Papua ini,” ucap Doktor Pelayanan Publik dan peraih sertifikat Internasional ISO 9001:2008 ini.
Dari aplikasi hasil gagasanya itu lanju Merlan, banyak ditemukan berbagai permasalahan seperti orang usia produktif namun tidak ada pekerjaan hingga ada marga orang Jayapura yang hampir punah. Dari aplikasi itu juga lahir program-program lainnya yang terintegrasi dengan dinas maupun OPD.
Setelah terpilih dan menjabat sebagai Wakil Bupati Bone Bolango, lanjut Merlan, semua pengalaman dan inovasi yang ia lakukan di Papua itu akan dilakukan juga di tanah kelahirannya. Tidak hanya sekedar memaksimalkan pelayanan publik, tetapi banyak hal kata dia yang bisa dilakukan.
Dirinya begitu optimis, bahwa apa yang ia dapatkan di Papua saya bisa impelementasikan di Bone Bolango dengan harapan bukan hanya prestasi atau penghargaan. Tetapi benar-benar menyentuh ke masyarakat.
Implementasi paling dekat itu kata dia, adalah pembenahan sisitim data warga penerima bantuan sosial di Bone Bolango.
“Dualisme data penerima bantuan sosial ini hampir ada di semua daerah. Makanya ini harus di benahi dan butuh komitmen dari tingkat bawah hingga ke atas, Harus ada validasi. Saya sudah di datangi oleh orang Kemensos dari seksi data. Dia mau sama-sama dengan kita dan menginginkan bahwa lauching data DTKS keluarga Harapan untuk seluruh Indonesia ini dari Kabupaten Bone Bolango. Dia menginginkan adanya perubahan data seluruh Indonesia ini dari Bone Bolango,” kata Merlan.
Bagi dirinya, kerja-kerja itu tidak hanya dipoetanggungjawabkan hanya sampai di SPJ saja, namun anak dipertanggungjawabkan juga dihadapan Allah SWT di akhirat nanti.
“Saya tidak mau sudah rajin-rajin salat dan amal ibadah lain, kemudian hanya gara-gara data yang salah saya masuk neraka,” tutup Merlan.(luk)