Boalemo, mimoza.tv – Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan produksi unit V Boalemo, meminta warga Botumoito agar tidak merambah kawasan hutan. Hal ini buntut dari kawasan tersebut yang selalu menjadi langganan banjir di setiap musim penghujan.
Pemerintah melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah V Kabupaten Boalemo, mengharapkan kerjasama warga yang bermukim di kawasan Botumoito, agar dapat memanfaatkan kawasan hutan produksi yang kini dijadikann lahan pertanian oleh warga setempat. Hal ini dilakukan karena wilayah Botumoito saat ini menjadi kawasan yang rawan bencana banjir pada musim hujan.
Sudah dialihkannya hutan produksi menjadi lahan olahan warga, membuat kawasan tersebut memjadi gundul, karena pepohonan telah habis dibabat oleh warga yang melakukan penanaman cengkeh di kawasan tersebut.
“Kami tidak melarang warga untuk menanam cengkeh, tapi tidak bisa monokulutur cengkeh semua. Harusnya ada tanaman kayu-kayuan yang bisa berfungsi sebagai penyangga tata air yang ada disana. Jadi bila hujan turun, tidak semua tergerus turun karena masih ada akar dari pohon kayu-kayuan yang bisa menahan air,” kata Djimlan, Kepala UPTD KPHP Unit V Boalemo.
Dirinya juga menghimbau kepada warga Botumoito untuk kembali menghidupkan kelompok tani dan segera menanam pohon kayu-kayuan pada area yang sudah diberi ijin.
Tercatat dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, kawasan ini sudah lebih dari lima kali mengalami banjir. Bahkan, satu minggu sebelumnya kawasan ini mengalami banjir yang cukup besar, hingga mengakibatkan satu desa terendam banjir dengan ketinggian air mencapai satu meter.