Gorontalo, mimoza.tv – Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea mengungkapkan rasa prihatin yang mendalam terhadap para korban investasi bodong yang terjadi di Pohuwato belum lama ini.
Dalam acara program diskusi Forum Demokrasi Gorontalo (FSG) yang tayang Senin (27/12/2021), Aleg PAN ini juga menyoroti pernyataan Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie di salah satu media daring yang mengatakan ‘siapa suruh kalian ikut’.
“Saya kurang sependapat dengan pernyataan demikian. Kita sebagai pemimpin tidak boleh berbicara begitu. Sebagai seorang pemimpin haruslah mencari jalan keluarnya. Pergi ke OJK, ke BI atau ke yang lainnya, dan tidak harus berbicara seperti itu,” ucap Adhan.
Sebab kata Aleg Dapil Kota Gorontalo ini, dengan kondisi, musibah yang dialami oleh masyarakat, disitulah pemerintah harus hadir.
Sementara untuk proses hukumnya kata dia, biarlah itu menjadi urusan apparat penegak hukum.
“Untuk masalah hukum, biarlah itu menjadi ranah kepolisian, kejaksaan. Tetapi sebagai pemimpin paling tidak memperlihatkan bahwa ada upaya pemerintah dalam mencari jalan keluarnya meskipun tidak selesai-selesai. Paling tidak ada usaha,” tegasnya.
Menurut Wali Kota Gorontalo Periode 2008-2013 ini, permasalahan itu bisa terulang kejadiannya lantaran masyarakat hanya dihadapkan pada pilihan yangt tidak tau mau usaha apa, maka harapan mereka adalah itu (ikut jadi member investasi bodong).
“Barang milik mereka, baik itu tanah, mobil dan lain sebagainya dijual untuk kepentingan ini (investasi bodong). Dan itu tandanya perekonomian di Gorontalo ini agak kabur,” tandasnya.
Sebelumya di salah satu media daring, Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie Menanggapi keluhan kerugian masyarakat terkait investasi bodong di Kabupaten Pohuwato, Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie menyatakan siapa suruh mereka ikut, padahal sudah mengetahui bahwa hal itu adalah judi. Rusli mengatakan, tidak ada bisnis sekarang untungnya sampai 30 persen, apalagi dalam keadaan pandemi.
Pewarta: Lukman.