Gorontalo, mimoza.tv – Imbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi rupanya dirasaskan juga oleh sejumlah sopir taksi online yang ada di Gorontalo. Oleh sejumlah pengendara, naiknya harga bahan bakar itu berarti membengkaknya biaya operasional.
Anwar Yusuf, salah satu pengendara taksi online saat diwawancarai wartawan mengatakan, selain bengkaknya biaya operasional serta pihak operator aplikasi belum menyesuaikan dengan harga BBM, pihaknya melakukan mogok massal.
“Hari ini secara serentak kita melakukan aksi mogok ojol atau offbid selama tiga hari kedepan. Artinya tidak ada pelayanan untuk Grab Mobil. Kita lakukan aksi ini sebagai bentuk kekecewaan kepada pihak perusahaan aplikator dan pemerintah yang belum melakukan penyesuaian tarif kepada taxi online pasca kenaikan harga bahan bakar minyak BBM,” kata Anwar.
Selain belum ada penyesuaian tarif, Anwan juga mengaku bahwa bengkaknya biaya operasional itu belum lagi ditambah dengan pemotongan biaya dari aplikator.
“Ini sangat membenani para pengendara. Nanti hasil yang kami dapatkan tidak sebanding dengan pengeluaran tadi seperti potongan dari aplikator dan ditambah dengan BBM yang tinggi juga. Rata-rata teman teman kita juga ini ada yang kendaraannya masing ada angsuran kredit. Ini sangat kita rasakan,” imbuhnya.
Olehnya kata Anwar, polemik ini harus menjadi atensi, baik oleh pemerintah maupun perusahaan operator.
Pihaknya juga mengaku bingung dengan pihak aplikator, yang ketika ada pihak perusahaan aplikator lain masuk beroperasi di Gorontalo malah mematikan layanannya di sejumlah wilayah seperti Bone Bolango, Isimu, hingga wilayah Bandara Jalaludin.
“Karena dimatikan sepihak oleh operator, maka teman-teman kita di Bone Bolango tidak ada harapan lagi untuk mendapatkan penumpang. Memang pasca BBM naik ini tidak ada penurunan jumlah penumpang. Tetapi biaya operasional dan potongan yang tinggi ini sangat membebani kita,” pungkasnya.
Pewarta : Lukman.