Gorontalo, mimoza.tv – Ketua DPW Partai Demokrat Gorontalo, Erwin Ismail mengklarifikasi soal mengemis KTP dan tudingan menggunakan rekening milik sopir untuk aliran dana uang haram.
Dalam keterangan tertulisnya kepada awak media ini Erwin menjelaskan, sarkasme mengemis itu hal biasa dalam meraup suara.
“Saya juga sering dibilang mengemis suara sekarang ini, dan memang itu yang Caleg lakukan melalui kampanye, sosialisasi dan lain-lain. Kata mengemis saya lontarkan dalam konteks Pilkada yang seharusnya lewat partai politik, maka saya sudah persiapkan partai, tanpa perlu mengemis dukungan KTP lagi. Menurut saya lebih mudah melalui partai ketimbang harus lewat independen. Saran saya bagi teman-teman menonton full videonya agar tidak salah persepsi,” ujar Erwin, Sabtu (16/12/2023).
Ia pun mengaku tidak berniat menyinggung ataupun mengatakan bahwa jalur independen itu tidak baik, karena itu di akui UU Pemilu.
“Jika ada yang tersinggung saya mohon maaf,” cetusnya.
Jika ada yang menganggap dirinya sombong, maka sebenarnya hal itu merupakan penilaian masing-masing orang.
“Pak AD saya hormati sebagai politisi senior seangkatan orang tua saya Pak Gusnar. Jadi sudah saya anggap seperti org tua saya sendiri di DPRD. Walaupun beliau punya gaya politik yang otentik. Saya harap saling menghormati terkait gaya politik. Podcast itu saya bicara nya blak-blakan sesuai dengan gaya saya, karena ya itu hak saya sebagai warga negara untuk bicara. Mohon di maklumi,” ujar Erwin.
Demikian juga soal tudingan dugaan menggunakan rekening sopir untuk aliran dana.
“Terkait tudingan saya menggunakan rekening sopir untuk aliran dana uang haram, “Astagfirullahulladzim” ini dugaan pak AD karena pake kata “diduga”. Jadi menurut saya potensi tidak benarnya tinggi. Karena saya pakai jasa supir itu terdaftar sebagai PTT di DPRD (fasilitas ketua fraksi) yang juga turut diperiksa oleh inspektorat dan BPK RI setiap tahunnya,” kata Erwin.
Ia bahkan mempertanyakan uang haram yang di maksud itu apa?
“Uang proyek? Mungkin pak AD tau saya di Komisi 3, komisi yg banyak proyek, tapi sekali lagi saya tekankan insha Allah Erwin Ismail tidak pernah main proyek atau terima uang haram dari proyek. Alhamdulillah anak istri saya dirumah makan uang hasil keringat kerja saya, biar Allah SWT yang menilai,” tutur Erwin.
“Atas nama pribadi, junior dipolitik, dan sebagai anak saya mohon maaf ke pak AD jika perjuangan nya merasa saya sentil. Ini menjadi pelajaran juga bagi kami politisi muda, Insha Allah kita semua diberikan banyak kebaikan. Sampai jumpa di Pilwako 2024,” tutup Erwin.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Adhan Dambea mengakui bahwa dirinya mengemis-ngemis kartu tanda penduduk (KTP), sebagai salah satu cara untuk maju pada kontestasi Pilwako Kota Gortontalo 2024 mendatang. Meskipun ia dan Indra Gobel telah menandatangani kesepakatan untuk maju di Pilwako Kota Gorontalo lewat jalur partai, tetapi langkah untuk mengumpulkan KTP jalur independen itu dilakukannya lantaran dirinya tidak punya uang.
“Kalau orang menilai saya mengemis-ngemis KTP, ya silahkan. Itu hak penilaian orang lain. Saya akui itu karena saya tidak punya uang. Tetapi saya tidak memanfaatkan rekening sopir saya untuk meminta-minta uang, sehingga banyak uang haram masuk ke rekening saya,” ucap Adhan dalam wawancara Sabtu (16/12/2023).
Adhan juga mengakui, ia sangat menghargai generasi muda seperti Erwin Ismail yang ingin berpartisipasi untuk maju dalam Pilwako Kota Gorontalo 2024 nanti. Tetapi harus generasi muda yang bermoral.
Penulis : Lukman.