Gorontalo, Mimoza.tv – Pembangunan Islamic Center dan Masjid Raya di Gorontalo kembali mendapat sorotan, kali ini dari Prof. Akademisi ternama ini mempertanyakan pengelolaan proyek yang saat ini ditangani oleh sebuah yayasan.
Berbicara dalam sebuah wawancara pada hari Selasa (19/12/2023), Prof. Rustam menegaskan kembali keprihatinannya tentang kurangnya transparansi dalam pembangunan Islamic Center dan Masjid Raya tersebut . Dia sebelumnya telah membahas masalah ini selama pertemuan ulang tahun provinsi, di mana masalah tersebut akan ditangani.
“Dalam pertemuan paripurna ulang tahun provinsi itu, saya menyampaikan keprihatinan saya kepada beberapa anggota dewan. Tanggapan mereka positif, meyakinkan bahwa hal itu akan ditindaklanjuti. Sekarang, saya mempertanyakan kembali perkembangannya. Saya harap ini diproses secepatnya dan disampaikan kepada publik. Ini sangat penting,” tegas Prof Rustam.
Sembari menyatakan dukungan penuh terhadap pembangunan Islamic Center dan Masjid Raya, Prof. Rustam menekankan pentingnya transparansi dalam penggalangan dana dan pembangunannya. Ia menekankan bahwa dana yang dikumpulkan untuk proyek ini berasal dari masyarakat, sehingga kejelasan dan akuntabilitas menjadi sangat penting.
Selain menyatakan dukungan penuhnya terhadap pembangunan Islamic Center dan Masjid Raya, Prof. Rustam juga menekankan pentingnya transparansi dalam penggalangan dana dan pembangunan itu sendiri. Ia menekankan bahwa dana yang dikumpulkan untuk proyek ini berasal dari masyarakat, sehingga kejelasan dan pertanggungjawaban menjadi sangat penting.
“Dana untuk pembangunan Islamic Center dan Masjid Raya dikumpulkan dari masyarakat. Oleh karena itu, kami mengharapkan kejelasan nama yayasan, tanggal pendirian, lokasi, dan identitas pengurusnya. Kalau tidak transparan, bisa timbul kecurigaan,” ujar Rustam.
Sebagai dosen psikologi dengan spesialisasi antikorupsi, Prof. Rustam menyarankan, karena proyek ini merupakan inisiatif pemerintah, maka sebaiknya dibentuk saja panitia pembangunan tanpa harus membentuk yayasan.
“Selain itu, pengelolaannya harus transparan dan akuntabel,” tegasnya.
Abdul Galih Gani, seorang warga Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo, menyampaikan hal senada dan mendesak DPRD dan Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk secara serius menangani proyek yang telah lama tertunda ini.
“Apakah kita tidak malu? Dikenal sebagai ‘Serambi Madinah,’ tapi kita bahkan tidak memiliki Islamic Center dan Masjid Raya. Sungguh mengherankan, meski sudah terpisah dari Sulawesi Utara selama lebih dari 20 tahun, pembangunan kedua bangunan ini terbukti menjadi tugas yang sulit,” seru Abdul Galih.
Penulis : Lukman.