Gorontalo, mimoza.tv – Kabar tak sedap datang dari pendukung fanatik Rustam Akili (RA), bakal calon wakil gubernur yang tidak lolos tes kesehatan yang akhirnya digantikan oleh Marten Taha.
Kepada wartawan ini, Miko Abdullah dan Safiri Sabunge, dua mahasiswi fakultas hukum di salah satu perguruan tinggi di Gorontalo menyampaikan rasa kecewa lantaran RA tidak bisa ikut kontestasi Pilgub bulan November nanti. Kedua milenial ini bahkan ancang-ancang akan golput dalam Pemilu nanti.
“Kami dari kaum milenial yang sudah wajib pilih ini mungkin akan absen dulu atau golput dulu di Pilkada. RA itu bagi kami adalah harga mati. Hal ini bukan karena ia sebagai seorang politisi, tapi karena beliau adalah seorang akademisi yang punya dedikasi tinggi di dunia pendidikan,” ujar Miko yang diamini oleh Safiri, saat diwawancarai di salah satu warung kopi di Limboto, Jumat (6-9-2024) malam.
Tak hanya itu saja, menurut mereka, RA juga merupakan sosok akademisi yang punya perhatian terhadap penegakan hukum, dalam hal ini pemberantasan korupsi.
“Hal-hal itu menjadi alasan kuat bagi kami, mengapa harus jadi pendungung militan dari RA. Jadi sebagai ekspresi dari kekecewaan itu, kami tidak akan memilih siapa-siapa dulu dalam Pilkada nanti,” tegas keduanya.
Sementara itu, dua tokoh masyarakat Kabupaten Gorontalo, masing-masing Mirton dan Haji Arifin yang punya basis massa pendukung RA juga menyatakan sikap demikian. Bagi mereka, RA merupakan sosok akademisi yang punya atensi terhadap permasalahan korupsi.
Menanggapi adanya sikap kekecewaan itu, Rustam Akili ketika dihubungi awak media ini, Sabtu (7-9-2024) mengatakan, dia memaklumi apa yang menjadi ekspresi kekecewaan pendukungnya.
“Bagi saya, ini sudah selesai. Kemarin saya sudah menyatakan sikap untuk menerima keputusan ini dengan ikhlas dan legowo. Sebagai kader partai, saya berjuang dan menunjukkan loyalitas. Meskipun pada akhirnya takdir mengatakan lain,” ujarnya.
Ia pun meminta kepada semua masyarakat, termasuk kaum milenial, untuk sama-sama menyukseskan Pilkada Serentak nanti untuk tidak golput alias tetap menggunakan hak pilihnya.
“Lewat kesempatan ini saya mengajak kita sekalian untuk tidak golput, dan tetap menggunakan hak pilih dalam Pilkada nanti. Jangan karena beda pilihan, kita malah tidak menggunakan hak pilih. Ini pesta kita bersama, untuk mencari sosok pemimpin masa depan daerah yang sama-sama kita cintai,” cetusnya.
Dengan demikian kata Prof. Rustam, ia bertekad untuk tetap memberikan dedikasi di dunia pendidikan, serta mengawal pembangunan di Gorontalo, terutama dalam hal permasalahan korupsi.
Penulis: Lukman.