Gorontalo, mimoza.tv – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo melaporkan peningkatan garis kemiskinan selama periode Maret 2024 hingga September 2024. Data terbaru menunjukkan bahwa garis kemiskinan meningkat sebesar 3,08 persen, dari Rp473.006 per kapita per bulan pada Maret 2024 menjadi Rp487.578 per kapita per bulan pada September 2024.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif, mengungkapkan bahwa kenaikan ini dipicu oleh dominasi pengeluaran untuk komoditas makanan dibandingkan komoditas bukan makanan dalam pembentukan garis kemiskinan. “Komoditas makanan memberikan kontribusi sebesar 77,88 persen terhadap total garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo,” ujarnya dalam press rilis di ruang Vicon BPS Provinsi Gorontalo Senin (3/2/2025).
Beras dan Rokok Kretek Filter Jadi Penyumbang Utama
Berdasarkan data BPS, beras tetap menjadi penyumbang terbesar garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun perdesaan. Di wilayah perkotaan, beras menyumbang 28,95 persen, sementara di perdesaan sebesar 25,65 persen. Selain itu, rokok kretek filter juga memiliki kontribusi yang cukup besar, yakni 8,49 persen di perkotaan dan 12,29 persen di perdesaan.
“Selain beras dan rokok kretek filter, beberapa komoditas lain juga berkontribusi terhadap garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun di perdesaan,” jelas Mukhanif.
Di wilayah perkotaan, komoditas utama lainnya meliputi:
Tongkol/tuna/cakalang (6,03%)
Cabe rawit (3,45%)
Kue basah (3,19%)
Kue kering/biskuit (2,47%)
Telur ayam ras (2,01%)
Gula pasir (1,93%)
Bawang merah (1,80%)
Mie instan (1,45%)
Sedangkan di wilayah perdesaan, selain beras dan rokok kretek filter, komoditas yang paling berpengaruh meliputi:
Tongkol/tuna/cakalang (6,10%)
Cabe rawit (3,83%)
Kue basah (3,77%)
Gula pasir (2,68%)
Telur ayam ras (2,62%)
Bawang merah (2,16%)
Daging ayam kampung (2,12%)
Kopi bubuk & kopi instan (1,93%)
Komoditas Bukan Makanan Juga Berpengaruh
Selain komoditas makanan, beberapa komoditas bukan makanan juga turut menyumbang terhadap garis kemiskinan. Di perkotaan, pengeluaran terbesar berasal dari:
Perumahan (8,83%)
Bensin (2,79%)
Listrik (2,37%)
Pendidikan (2,15%)
Pakaian jadi anak-anak (1,21%)
Penulis : Lukman.