Oleh: Alda Fadhila – Mahasiswa PPL MBKM Prodi PAI IAIN Sultan Amai Gorontalo
Setiap bangsa memiliki tradisinya sendiri dalam memaknai momen penting. Di Indonesia, Halalbihalal telah lama menjadi tradisi khas pasca-Ramadan yang mencerminkan nilai-nilai luhur seperti saling memaafkan, mempererat silaturahmi, dan membangun kembali harmoni sosial. Meski terdengar berasal dari bahasa Arab, Halalbihalal justru merupakan istilah orisinal Indonesia yang tidak dikenal di negara-negara Timur Tengah. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikannya sebagai kegiatan saling memaafkan usai menunaikan ibadah puasa Ramadan, yang biasanya dilakukan secara kolektif.
Lebih dari sekadar tradisi, Halalbihalal di lingkungan pendidikan, khususnya di madrasah, menjadi medium penting dalam pembinaan karakter Islami. Inilah yang tercermin dalam kegiatan Halalbihalal yang diselenggarakan MTsN 1 Buol pada 9 April 2025 lalu. Bertempat di ruang guru, acara ini menjadi momentum kebersamaan yang sarat nilai spiritual dan sosial.
Dihadiri oleh Kepala MTsN 1 Buol, Bapak Aqil Budiaji, S.Pd., serta Koordinator Pengawas Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Buol, Bapak Ruhuddin, S.Pd., M.Pd., kegiatan ini melibatkan seluruh civitas madrasah, termasuk para mahasiswa PPL dari IAIN Sultan Amai Gorontalo. Dengan penuh kekhidmatan, acara dibuka melalui lantunan ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan sambutan kepala madrasah yang menekankan pentingnya menjaga semangat Ramadan dalam kehidupan sehari-hari dan membangun budaya kerja yang harmonis.
Momen yang paling menggugah hadir dalam tausiyah yang disampaikan oleh Bapak Ruhuddin. Dengan menyentuh, beliau mengaitkan Rukun Islam dengan perjalanan spiritual manusia sejak dari alam rahim hingga akhir hayat. Pesannya sederhana namun mendalam: Islam bukan sekadar ritual, tetapi pedoman hidup yang utuh dan membentuk karakter.
Setelah sesi tausiyah, seluruh peserta saling bersalaman dan bermaafan—sebuah simbol pembersihan hati dan pembaruan niat dalam kebersamaan. Acara diakhiri dengan ramah tamah yang mempererat relasi antarpengajar dan staf madrasah.
Halalbihalal di MTsN 1 Buol bukanlah sekadar agenda tahunan, melainkan bagian dari praktik nyata nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Ia menjadi sarana internalisasi nilai keikhlasan, kebersamaan, dan ukhuwah Islamiyah yang penting dalam dunia pendidikan. Kegiatan ini juga sejalan dengan program moderasi beragama yang tengah digencarkan Kementerian Agama, menjadikan madrasah tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai ruang pembentukan kepribadian yang utuh.
Menurut Dr. Najamuddin Petta Solong, M.Ag., Ketua Jurusan PAI IAIN Sultan Amai Gorontalo sekaligus pembimbing mahasiswa PPL, kegiatan seperti ini memberi dampak positif terhadap iklim kerja di madrasah. “Bukan hanya meningkatkan silaturahmi, tetapi juga membentuk suasana kerja yang lebih harmonis, penuh semangat, dan bermakna,” ujarnya.
Melalui Halalbihalal, MTsN 1 Buol menunjukkan bahwa pendidikan karakter bukan sekadar wacana, tetapi harus dibangun dari keseharian yang sarat keteladanan. Sebuah pelajaran berharga bahwa penguatan karakter Islami dapat dilakukan melalui tradisi lokal yang penuh makna dan relevansi.