Gorontalo — Mimoza.tv – Angka-angka dari BPS Provinsi Gorontalo yang bersumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menyingkap wajah lain Bumi Serambi Madinah. Di tengah geliat pembangunan, sejumlah penyakit menular masih jadi momok yang membayangi warga di enam kabupaten/kota sepanjang tahun 2024.
Yang paling mencolok: Tuberkulosis (TBC).
Kota Gorontalo mencatat 115 kasus penemuan TBC, tertinggi di seluruh wilayah, melampaui rerata provinsi (77 kasus). Meskipun begitu, keberhasilan pengobatan di kota ini cukup baik, yakni 90 persen. Tapi tetap saja, tingginya temuan kasus jadi alarm keras soal rantai penularan yang belum putus.
“Padatnya permukiman dan mobilitas warga yang tinggi bikin penularan cepat sekali terjadi,” kata seorang pemerhati kesehatan setempat saat dimintai komentar.
Tak kalah bikin waswas, Demam Berdarah Dengue (DBD) menggila di Bone Bolango. Angka kesakitannya tembus 393,80 per 100.000 penduduk, tertinggi se-Provinsi Gorontalo dan hampir dua kali lipat rata-rata provinsi yang hanya 207,30.
Di Pohuwato, Malaria masih jadi ancaman nyata dengan angka kesakitan 5,36 per 1.000 penduduk. Pohuwato juga mencatat penemuan kasus Kusta yang cukup tinggi, yakni 15,37 per 100.000 penduduk.
Beberapa catatan menarik lainnya:
- Gorontalo Utara memimpin kasus kusta baru (16,57 per 100.000 penduduk).
- Kabupaten Gorontalo mencatat 17 kasus baru HIV/AIDS, hanya terpaut tipis dari Kota Gorontalo (25 kasus).
- Boalemo mencatat angka DBD cukup tinggi, yakni 230,50 per 100.000 penduduk.
Tren ini menjadi pengingat bahwa pembangunan fisik saja tak cukup—kesehatan masyarakat mesti jadi prioritas utama. Tanpa itu, Gorontalo bisa saja “tumbuh” tapi warganya sakit-sakitan.
Penulis: Lukman.