Gorontalo, mimoza.tv – Aktivis muda Gorontalo, Hendrawan Dwikarunia Datukramat, melontarkan kritik keras terhadap kondisi politik di Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) yang dinilainya semakin gaduh dan kehilangan arah.
Menurutnya, publik hari ini disuguhi drama politik murahan, sementara uang rakyat justru digerogoti oleh para pelaku korupsi.
“Ketika rakyat sibuk ditontonkan konflik remeh, yang menikmati hasilnya adalah para penyeleweng anggaran. Ini cara lama: alihkan perhatian publik agar korupsi bisa berjalan mulus,” tegas Hendrawan, Selasa (28/10/2025).
Hendrawan, yang juga dikenal sebagai mantan Presiden BEM UNG 2023, menyoroti dua kasus besar yang tengah mencoreng nama Gorontalo Utara.
Pertama, dugaan korupsi proyek pembangunan Masjid Jabal Iqro senilai Rp6,8 miliar, yang kini tengah diusut oleh Kejaksaan Negeri Gorontalo Utara. Kedua, modus penyalahgunaan dana desa melalui kegiatan bimbingan teknis (bimtek) yang menyeret sejumlah perangkat desa.
“Bayangkan, proyek rumah ibadah pun dijadikan bancakan. Kalau tempat suci saja bisa dikorupsi, apa lagi yang tersisa dari nurani pejabat daerah?” sindirnya tajam.
Ia menilai praktik-praktik seperti ini mencerminkan kerusakan moral dan lemahnya pengawasan publik di daerah. Bagi Hendrawan, tidak ada gunanya bicara pembangunan jika kejujuran masih bisa diperjualbelikan.
“Jangan lagi ada pembenaran bahwa ini hanya kesalahan administrasi. Korupsi bukan soal salah tulis laporan, tapi soal keserakahan dan penghianatan terhadap rakyat,” ujarnya.
Hendrawan juga menuding bahwa elit politik di Gorontalo Utara kini lebih sibuk memainkan citra ketimbang bekerja.
“Rakyat tidak butuh tontonan politisi saling sindir. Rakyat butuh jalan yang mulus, puskesmas yang berfungsi, sekolah yang layak, dan pejabat yang jujur,” kata Hendrawan.
Ia pun mengingatkan agar generasi muda tidak apatis terhadap situasi ini.
“Kalau aktivis bungkam, kalau mahasiswa apatis, maka daerah ini akan terus dikuasai wajah-wajah lama yang hidup dari uang kotor,” ucapnya.
Menurutnya, keberanian menegur penguasa bukanlah bentuk kebencian, melainkan tanda cinta pada daerah.
“Gorontalo Utara butuh pembaruan moral. Bukan pejabat yang pandai tersenyum di baliho, tapi yang berani jujur di depan hukum,” tegasnya.
Sementara itu, dari pihak penegak hukum, Plt Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Gorontalo Utara, Bagas Prasetyo Utomo, menegaskan bahwa pihaknya telah mengantongi nama-nama calon tersangka dalam kasus dugaan korupsi pembangunan Masjid Jabal Iqro.
“Kita sudah mengantongi nama-nama calon tersangka. Penetapan akan dilakukan sesuai mekanisme yang ada. Kami serius menuntaskan perkara ini,” ujar Bagas kepada mimoza.tv.



