Gorontalo, mimoza.tv – Pergerakan harga di Gorontalo sepanjang November 2025 memperlihatkan dinamika menarik. Meski secara bulanan daerah ini mencatat deflasi 0,24 persen (m-to-m), sejumlah komoditas pangan justru menjadi motor penggerak inflasi. Di sisi lain, komoditas lain menurun cukup tajam dan menahan laju kenaikan harga secara lebih luas.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Dwi Alwi, menjelaskan bahwa pola ini memperlihatkan adanya interaksi kuat antara permintaan musiman dan pasokan komoditas di tingkat lokal.
“Ada komoditas yang harganya terkerek karena permintaan meningkat, tapi ada juga yang mengalami penurunan pasokan sehingga memicu deflasi. Kombinasi keduanya membuat inflasi Gorontalo tetap terkendali,” ujarnya.
10 Komoditas Penyumbang Utama Inflasi Gorontalo
Berdasarkan data BPS, sepuluh komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar pada November 2025 adalah:
- Ikan selar/ikan tude – 0,10
- Tomat – 0,10
- Ikan layang/ikan benggol – 0,09
- Daging ayam ras – 0,08
- Ikan cakalang/ikan sisik – 0,06
- Angkutan udara – 0,03
- Emas perhiasan – 0,03
- Telur ayam ras – 0,03
- Ikan tuna – 0,03
- Ikan teri – 0,03
Deretan ini menunjukkan bahwa komoditas perikanan mendominasi tekanan inflasi Gorontalo. Menurut Dwi Alwi, pola ini bukan hal baru.
“Gorontalo sangat bergantung pada stabilitas pasokan hasil laut. Jika cuaca kurang bersahabat, harga ikan cenderung langsung bergerak naik,” terangnya.
10 Komoditas Penyumbang Deflasi Terbesar
Sementara itu, penurunan harga beberapa bahan pangan memberikan kontribusi signifikan terhadap deflasi bulan November. Sepuluh komoditas penyebab deflasi adalah:
- Cabai rawit – (–0,19)
- Beras – (–0,11)
- Kangkung – (–0,05)
- Wafer – (–0,01)
- Ikan asap – (–0,01)
- Daster – (–0,01)
- Sabun deterjen bubuk – (–0,01)
- Bawang merah – (–0,01)
- Susu cair kemasan – (–0,01)
- Bawang putih – (–0,01)
Penurunan harga cabai rawit dan beras menjadi faktor kunci yang menahan inflasi lebih tinggi.
“Komoditas pangan, khususnya beras dan cabai rawit, memiliki pengaruh besar terhadap psikologi pasar. Ketika dua komoditas ini turun, masyarakat langsung merasakan dampaknya,” kata Dwi Alwi.
Inflasi Tahunan Tetap Moderat di Angka 2,21 Persen
Secara tahunan, Gorontalo mencatat inflasi Year on Year (y-on-y) sebesar 2,21 persen pada November 2025. Dengan rincian:
– Kota Gorontalo: 2,04 persen
– Kabupaten Gorontalo: 2,34 persen
Inflasi tahunan dipicu oleh kenaikan indeks pada tujuh kelompok pengeluaran, dengan kenaikan tertinggi pada:
• Perawatan pribadi dan jasa lainnya (8,06%)
• Makanan, minuman, dan tembakau (3,71%)
• Pendidikan (2,03%)
Sementara empat kelompok pengeluaran mengalami deflasi tahunan, dipimpin oleh:
• Perlengkapan dan pemeliharaan rumah tangga (–2,52%)
• Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (–1,58%)
Menurut Dwi Alwi, perkembangan ini masih berada dalam batas kewajaran.
“Inflasi Gorontalo secara tahunan relatif aman. Namun kita harus tetap waspada karena akhir tahun biasanya memicu kenaikan beberapa komoditas strategis,” ungkapnya.
Potret Ekonomi November: Stabil, Tapi Perlu Pengawalan
Dengan inflasi tahunan moderat, deflasi bulanan, dan dinamika harga yang dipengaruhi komoditas pangan utama, November 2025 menjadi cerminan bahwa ekonomi Gorontalo tetap stabil namun rentan terhadap fluktuasi pasokan komoditas lokal.
Sebagai penutup, Dwi Alwi menegaskan pentingnya menjaga rantai pasok pangan dan monitoring harga secara ketat.
“Kunci stabilitas harga ada pada pasokan dan distribusi. Selama dua aspek ini terjaga, inflasi Gorontalo bisa dipertahankan tetap terkendali,” tutupnya.
Penulis: Lukman.



