Gorontalo, mimoza.tv – Seorang dokter perempuan yang tengah berjaga di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit TNI AU Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, mengalami insiden menegangkan saat ditodong pistol oleh salah satu pengantar pasien, Sabtu (5/4/2025) malam.
Insiden tersebut dialami dr. Regina, seorang dokter umum yang sedang bertugas. Menurut pengakuannya, seorang pria yang datang mengantar pasien kecelakaan lalu lintas tiba-tiba mengacungkan senjata ke arahnya. Pasien yang diantar diduga anggota Polri dan mengalami cedera kepala ringan.
“Pasien dibawa beberapa orang yang tampak dalam pengaruh alkohol. Kami sudah memeriksa kondisi pasien, yang tidak dalam kondisi kritis. Tapi saat saya menanyakan istri pasien sebagai wali sah, salah satu pengantar tiba-tiba menodongkan pistol ke tubuh saya,” ujar dr. Regina, seperti yang dikutip mimoza.tv dari Kompas Com, Senin (7/4/2025).
Pelaku diketahui sempat duduk di atas ranjang kosong di IGD dan mengarahkan pistol ke tubuh dokter. Dalam kepanikan, Regina dan para perawat segera melapor ke pos piket yang berjarak sekitar 10 meter dari IGD. Namun, pelaku keburu melarikan diri.
Setelah laporan diterima, Polisi Militer Angkatan Udara (POM AU) segera mendampingi Regina membuat laporan ke Polsek Mapanget. Tak butuh waktu lama, polisi berhasil meringkus pelaku yang berinisial MB. Meski sempat membuat ketegangan, pistol yang digunakan ternyata hanyalah korek api berbentuk senjata api.
“Saya orang awam, saya tidak tahu itu pistol mainan atau bukan. Yang saya tahu, benda itu diarahkan ke tubuh saya, dan saya sangat ketakutan,” ungkap Regina yang mengaku masih trauma.
Dalam penyelidikan, pelaku mengaku khilaf dan telah meminta maaf secara langsung maupun lewat surat pernyataan di atas materai. Video permintaan maaf juga dibuat di hadapan pihak kepolisian. Regina dan keluarganya akhirnya memutuskan menyelesaikan perkara secara damai.
Komandan Lanud Sam Ratulangi, Marsekal Pertama Antariksa, membenarkan kejadian ini. Ia menjelaskan, dokter menanyakan pihak keluarga pasien untuk keperluan penanganan medis lanjutan, namun salah satu pengantar yang tidak sabar dan dalam pengaruh alkohol justru bertindak agresif.
“Pelaku sudah diamankan dan minta maaf. Pasien sendiri telah ditangani sesuai prosedur medis yang berlaku,” ujarnya.
Meski pelaku bukan anggota Polri, insiden ini tetap menyisakan kekhawatiran. Regina menegaskan bahwa pengancaman dalam bentuk apapun di lingkungan fasilitas kesehatan adalah tindakan yang tidak bisa ditoleransi.
“IGD adalah tempat yang rawan tekanan emosional. Tapi membawa senjata, apalagi menodongkannya, sangat tidak bisa diterima. Saya harap ini jadi pelajaran bersama,” tegasnya.
Penulis: Lukman.