Gorontalo, mimoza.tv — Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) menjadi tuan rumah Gorontalo Symposium on Counter-Terrorism & AI-Powered Academic Writing yang akan berlangsung Senin, 24 November 2025, di Aula UMGO. Forum akademik terbatas ini dirancang untuk memperkuat kualitas publikasi ilmiah di bidang pencegahan terorisme, deradikalisasi, dan moderasi beragama.
Sebanyak 26 akademisi dari berbagai disiplin ilmu — mulai sosial-humaniora, hukum, komunikasi, kebijakan publik, pendidikan, ekonomi, hingga perikanan — akan mempresentasikan draft artikel ilmiah mereka. Seluruh naskah diarahkan pada isu-isu pencegahan ekstremisme kekerasan, penguatan toleransi, serta strategi membangun ketahanan sosial.
Ketua FKPT Provinsi Gorontalo, Dr. Funco Tanipu, menyebut simposium ini sebagai ruang penting bagi akademisi untuk menguatkan kontribusi berbasis riset dalam upaya pencegahan radikalisasi, baik di tingkat lokal maupun nasional.
“Forum ini memberikan ruang untuk menilai dan memperbaiki kualitas gagasan ilmiah agar lebih siap dipublikasikan dan benar-benar mendukung kebijakan pencegahan ekstremisme,” ujar Funco.
Wakil Rektor II UMGO sekaligus Ketua Bidang Pemuda FKPT Gorontalo, Dr. Salahudin Pakaya, menegaskan bahwa pemanfaatan kecerdasan buatan dalam penulisan akademik kini menjadi elemen strategis dalam peningkatan mutu publikasi ilmiah.
Simposium ini dirancang dalam empat rangkaian kegiatan: presentasi dan diskusi kritis, AI–Academic Enhancement, deep review, serta penegasan arah output publikasi berupa artikel jurnal, prosiding, buku kolaboratif, dan policy brief. Setiap tahapan bertujuan memperkuat struktur ilmiah, ketepatan metodologi, dan kualitas analisis peserta.
Sesi pendalaman naskah akan dipandu Dr. Hasan S. Panigoro, Ketua Bidang Penelitian FKPT Gorontalo yang juga Sekretaris LPPM Universitas Negeri Gorontalo. Fokus pembahasannya meliputi konsistensi teori, relevansi literatur, ketajaman argumentasi, serta penerapan teknologi AI dalam penyempurnaan tulisan.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi FKPT Gorontalo, LPPM UMGO, dan The Gorontalo Institute. Simposium diharapkan menjadi kontribusi nyata dunia akademik dalam memperkuat literasi publik dan mendukung agenda pencegahan terorisme melalui karya ilmiah yang berbasis bukti. (rls/luk)



