Gorontalo, mimoza tv – Anggota Komisi I DPRD Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea mengaku bersyukur karena pelaksanaan Pemilu 2024 berlangsung dengan lancar. Terkait dengan proses yang sampai saat ini tengah berjalan, ia berharap akan tetap berlangsung dengan aman dan kondusif.
Dengan adanya Pemilu ini, kata Adhan, merupakan momentum untuk menjalin persatuan dan kesatuan, guna membangun bangsa, terlebih khusus Provinsi Gorontalo.
Dari berbagai informasi yang di pantau, bagi Adhan, siapapun berhak untuk meraup suara dari masyarakat, termasuk dengan cara politik uang.
“Memang lagi ramainya orang bilang bahwa ada uang ada suara, dan itu tidak ada masalah. Seorang calon menghalalkan segala cara, termasuk membeli suara rakyat. Sementara rakyat juga, apalagi dengan kondisi perekonomian saat ini, butuh uang. Itulah upaya, meski dalam aturan tidak diperbolehkan,” kata Adhan dalam wawancara, Kamis (15/2/2024).
“Artinya, Caleg beli suara untuk mendapatkan kursi di DPR, dan rakyat mendapatkan rejeki,” imbuhnya.
Lanjut Adhan, pada akhirnya semua itu bermuara pada kwalitas Caleg ketika duduk di kursi dewan.
“Pada akhirnya kita akan berbicara soal kwalitas. Apakah dia akan memperjuangkan kepentingan rakyat, atau seperti apa,” cetus Adhan.
Menurut salah satu politisi senior di Gorontalo ini, adanya praktek seperti itu justru akan melemahkan posisi anggota dewan.
“Aleg jadi takut bicara, mengkritik eksekutif. Mereka lebih fokus bagaimana mengembalikan ongkos yang mereka keluarkan untuk politik uang. Pada akhirnya legislatif tidak punya konsep, dan bahkan jadi didaulati oleh eksekutif. Apa saja maunya eksekutif, itu yang dituruti oleh legislatif,” bener Adhan.
“Jadi saya katakan lagi, caleg tidak salah, rakyat juga tidak salah. Dua-duanya saling menguntungkan. Tetapi, pada akhirnya kwalitasnya lah yang berbicara. Setelah duduk, beginilah akibatnya,” kata Adhan.
Terkait dengan proses rekapitulasi perolehan suara sementara, Adhan melihat ada beberapa Caleg yang kwalitasnya baik dan sudah tidak diragukan lagi, justru namanya tidak muncul. Selain itu, dengan praktek politik uang yang masih terjadi di Pemilu 2024, maka kata Adhan, merupakan kegagalan kaderisasi politik.
“Termasuk juga kegagalan pendidikan politik,” tandasnya.
Penulis: Lukman.