Gorontalo, mimoza.tv – Dampak dari fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) atau yang kita kenal dengan El Nino saat ini mulai dirasakan warga Bone Bolango, khususnya yang bermukum di Kecamatan Botupingge.
Mengantisipasi dampak Elnino di kecamatan itu, PMI Provinsi Gorontalo bekerja sama dengan PMI Kabupaten Bone Bolango, menyalurkan air bersih kepada warga terdampak.
Yahya Ibrahim selaku pengurus PMI Provinsi Gorontalo diwawancarai disela-sela penyaluran air bersih menjelaskan, kegiatan ini menindaklanjuti instruksi dari Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla dalam hal menghadapi fenomena El Nino. Instruksi kepada seluruh PMI Indonesia itu yakni membantu pemerintah daerah dalam hal distribusi air bersih.
“Dalam rapat koordinasi beberapa waktu lalu, dijelaskan oleh BMKG bahwa ada 17 provinsi yang sudah dalam posisi awas, atau emergency kekeringan. Kita yang ada di Gorontalo masih dalam posisi waspada. Tapi akhir-akhir ini dampak dari kekeringan itu sudah mulai dirasakan,” ucap Yahya, Rabu (30/8/2023).
Senentara untuk kegiatan penyaluran ini kata dia, berdasarkan informasi dari pengurus PMI Bone Bolango, yang mendapat surat permintaan dari warga di beberapa desa di Kecamatan Botupingge.
“Untuk distribusi air bersih pada hari ini kita ada di beberapa titik di dua desa, yakni Desa Buata dan Desa Luwoho. Karena ini baru ada dua desa, jadi kita cukup mengerahkan satu unit kendaraan mobil tangki air, dengan kapasitas 5 ribu liter,” ujarnya.
Kedepannya kata Yahya, pihaknya akan membuat rencana operasi, dalam hal ini akan mengkaji kapasitas PMI dalam hal membantu pemerintah daerah dalam menanggulangi dampak El Nino.
“Kemungkinan aka nada instruksi dari pimpinan daerah dalam hal penanggulangan dampak El Nino, karena kita merupakan bagian dari satu item. Karena yang memiliki kendaraan operasional distribusi air bersih ini tidak hanya PMI saja, tetapi ada juga instansi lainnya. Apabila ini kita keroyok bersama pasti terasa ringan,” imbuhnya.
Sementara itu, Hadijah Hassan, salah seorang warga Desa Buata, Kecamatan Botupingge mengaku selama sekitar dua bulan ini kesulitan air bersih. Selama ini ia dan bersama beberapa warga lainnya mengandalkan air yang berasal dari desa.
“Selama ini kita mendapatkannya dari desa. Tetapi itu juga tidak cukup, karena memang sangat terbatas. Air itu kami gunakan untuk mencuci, memasak, dan untuk mandi. Sementara untuk kebutuhan minum, kita membelinya dari depot air minum,” ungkap Hadijah
Ia bersama warga lainnya berharap, setiap harinya ada distribusi air dari berbagai pihak, terutama pemerintah, baik kabupaten maupun provinsi.
Penulis : Lukman.