Gorontalo, mimoza.tv – Rasio kredit di Gorontalo selama tahun 2019 menyentuh angka 300 persen. Hal tersebut diungkapkan Yudis Admiral, sala satu perwakilan Bank Indonesia, saat menghadiri rilis fenomena pertumbuhan ekonomi di Gorontalo, yang di gelar di ruang presscon Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, Rabu (5/2/2020).
Menurutnya, menjamurnya jasa finance dan perbankan di Provinsi Gorontalo yang menawarkan pinjaman dengan mudah, membuat rasio kredit tersebut meningkat. Bahkan kata dia, angka ini jauh lebih tinggi dari angka rasio pinjaman nasional.
“Perbedaannya sangat jauh. Rasio pinjaman Provinsi Gorontalo 300 persen. Sementara rasio pinjaman nasional mencapai 98 persen,” kata Yudith.
Tingginya rasio kredit yang ada di Gorontaklo juga kata dia, tidak sebanding dengan jatah anggaran dari bank yang ada di Gorontalo. Yudith menyebut, jatah anggaran itu tidak cukup untuk memenuhi permintaan dari kreditur.
“Ini yang membuat bank yang ada di Gorontalo terpaksa mengambil jatah anggaran dari daerah lainnya di Indonesia. Ini semata untuk memenuhi jumlah pinjaman tersebut.
“Rasio kredit di daerah kita angkanya minimal 200 persen. Namun saja angka itu masih jauh diatas angka rasio nasional. Dan lebih miris lagi, dari rasio sebesar 300 persen itu lebih banyak digunakan untuk kebutuhan konsumsi. Sementara modal usaha dan investasi masih sangat kurang,” tutur Yudith.
Pada kesempatan yang sama juga Aryanto Husain, selaku Kepala Bagian Ekonomi, BAPPEDA Provinsi Gorontalo menambahkan, angka rasio kredit di Gorontalo itu merupakan data dari perbankan yang tak bisa di pungkiri, namun bisa diarahkan ke arah positif.
“Itu fakta dari perbankan. Yang perlu kita dorong adalah bagaimana memanfaatkan kredit itu untuk kerja-kerja yang produktif. Silahkan gunakan kredit untuk produksi yang bisa menghasilkan pendapatan,” jelas mahasiswa S2 Wollongong University Australia ini.(luk)