Gorontalo, mimoza.tv – Membahas strategi pengendalian inflasi jelang Ramadan dan Idul Fitri 1445 Hijriyah, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Gorontalo menggelar High Level Meeting yang dilaksanakan di Ballroom lt.4 KPwBI Provinsi Gorontalo.
Sekda Provinsi Gorontalo, Sofyan Ibrahim dalam penyampaiannya saat membuka kegiatan mengatakan, perkembangan inflasi terkini secara tahunan Gorontalo tercatat inflasi sebesar 3,73 persen (yoy) dan -1,15 persen (mtm).
Dijelaskan bahwa inflasi yang rendah dan stabil adalah menjadi salah satu tolak ukur pertumbuhan ekonomi daerah melalui penguatan daya beli masyarakat. Olehnya ia mengatakan, baik pemerintah provinsi dan Kab/Kota menggelar pangan murah dan operasi pasar murah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kepada TPID di tingkat provinsi, kabupaten dan kota ia menyampaikan, mengintensifkan pemantauan harga komoditas pangan bergejolak khususnya beras, cabai rawit, dan minyak goreng melalui pemanfaatan early warning system atau pemantauan langsung seiring dengan risiko meningkatnya permintaan menjelang HBKN Ramadhan dan Idul Fitri sesuai dengan pola historis/musiman. Termasuk mendorong keterjangkauan harga komoditas bahan pokok melalui pelaksanaan operasi pasar/gerakan pangan murah/pasar murah bersubsidi yang lebih intensif jelang HBKN Ramadhan dan Idul Fitri dengan bekerjasama dengan Perum Bulog.
Kata dia, pada tanggal yang sama dengan pelaksanaan HLM TPID, juga terdapat Gerakan Pangan Murah serentak oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi dan 6 Kab/Kota se-Provinsi Gorontalo dengan komoditas yang diperjualbelikan yaitu beras premium, beras medium, gula, minyak goreng, tomat, daging ayam, cabai rawit, bawang merah, telur ayam, dan gula pasir. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan jelang HBKN. Diharapkan dari seluruh upaya yang telah dan akan dilakukan oleh TPID Provinsi dan Kab/Kota pada akhirnya dapat menekan kenaikan harga jelang Ramadhan dan HBKN Idul Fitri.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Dian Nugraha juga memaparkan perkembangan harga komoditas terkini dan isu strategis. Kata dia, perkembangan harga terkini pada awal Maret 2024 menunjukkan kenaikan harga beberapa komoditas seperti beras, daging ayam, minyak goreng, daging sapi, dan cabai rawit. Adapun isu strategis yaitu mengenai kenaikan harga beras di Provinsi Gorontalo.
Dian Nugraha jugan menyentil soal kenaikan harga beras yang disebabkan oleh penurunan pasokan seiring dengan bergesernya masa panen dan tidak meratanya masa panen. Hal ini disebabkan oleh pergeseran masa tanam dari bulan Oktober ke Januari akibat fenomena El Nino.
Ia mengatakan, diprakirakan panen raya padi baru akan terjadi pada bulan April nanti, termasuk terjadi penurunan luas panen padi sebesar-24,9 persen (yoy) pada subround I (Jan-Apr) 2024.
Selanjutnya Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif menyampaikan bahwa pada Februari 2024, Provinsi Gorontalo tercatat deflasi sebesar 1,16 persen (mtm) lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 0,91 persen (mtm). Capaian deflasi bulanan Provinsi Gorontalo pada Februari 2024 merupakan deflasi terdalam di wilayah Sulawesi. Dengan perkembangan tersebut, Gorontalo tercatat deflasi sebesar 2,05 persen (ytd) lebih rendah dari capaian nasional. Di sisi lain, inflasi tahunan tercatat sebesar 3,73% (yoy) lebih tinggi dari nasional. (rls/luk)