Gorontalo, mimoza.tv – Debat perdana Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo yang berlangsung Jumat malam (25-10-2024) menyoroti sejumlah isu krusial, salah satunya sektor pendidikan. Dalam debat yang berlangsung sengit, para kandidat diminta menjawab pertanyaan seputar peran pendidikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Pertanyaan tersebut muncul dari keyakinan bahwa pendidikan adalah kunci inovasi dan kemajuan, sebagaimana telah dibuktikan oleh negara-negara maju.
Moderator debat menegaskan pentingnya pendidikan sebagai sektor prioritas yang bisa memacu pembangunan ekonomi. Namun, bagaimana sebenarnya mengukur kemajuan pendidikan di suatu daerah? Berikut beberapa indikator yang dijadikan tolok ukur dalam menilai kualitas pendidikan:
1. Angka Partisipasi Sekolah (APS)
APS merupakan indikator utama yang mengukur persentase penduduk pada usia tertentu yang sedang bersekolah. Semakin tinggi APS di suatu daerah, semakin baik pula akses dan kesempatan pendidikan yang dimiliki masyarakat.
2. Angka Melek Huruf
Persentase penduduk yang bisa membaca dan menulis juga menjadi ukuran penting. Tingkat melek huruf yang tinggi menandakan keberhasilan pendidikan dasar yang merata di daerah tersebut.
3. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)
APK mengukur rasio keseluruhan siswa pada jenjang pendidikan tertentu dibandingkan dengan populasi usia sekolah, sedangkan APM melihat rasio siswa yang bersekolah tepat waktu sesuai usia.
4. Rasio Guru-Siswa
Kualitas pendidikan juga bisa dilihat dari rasio antara jumlah guru dan siswa. Semakin kecil rasio ini, semakin baik perhatian yang bisa diberikan guru kepada siswa.
5. Kualitas Sarana dan Prasarana
Fasilitas yang memadai seperti ruang kelas, laboratorium, dan perpustakaan menjadi pendukung penting dalam meningkatkan mutu pendidikan.
6. Hasil Ujian Nasional atau Ujian Standar Lain
Prestasi siswa dalam ujian standar juga menjadi tolok ukur signifikan untuk mengetahui hasil dari proses belajar mengajar di suatu daerah.
7. Angka Putus Sekolah
Indikator ini mengukur tingkat keberhasilan daerah dalam mempertahankan siswa tetap bersekolah hingga jenjang yang lebih tinggi. Tingkat putus sekolah yang rendah menunjukkan keberhasilan sistem pendidikan.
8. Kualitas Pendidikan Guru
Pelatihan dan pendidikan yang diterima guru memiliki pengaruh besar terhadap kualitas pengajaran dan pada akhirnya berdampak pada hasil pendidikan di daerah tersebut.
Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Angka Partisipasi Murni (APM) di Provinsi Gorontalo untuk jenjang pendidikan SD/MI pada tahun 2023 mencapai 98,69 persen, sedikit menurun dari 98,74 persen di tahun 2022. Di jenjang SMP/Mts, APM mengalami peningkatan dari 71,66 persen di tahun 2022 menjadi 73,55 persen di tahun 2023. Untuk SMA/SMK, peningkatannya mencapai 60,18 persen pada tahun 2023 dari 58,47 persen di tahun sebelumnya. Di tingkat perguruan tinggi, APM Gorontalo juga mengalami kenaikan dari 26,39 persen di tahun 2022 menjadi 27,38 persen di tahun 2023.
Tren ini konsisten dengan data dari tahun-tahun sebelumnya. Pada rentang 2019 hingga 2021, APM untuk pendidikan SD terus meningkat, sementara untuk SMP dan SMA/SMK, tren pertumbuhannya juga positif meski perlahan. Di jenjang perguruan tinggi, APM Gorontalo cenderung stabil dengan sedikit peningkatan dari 26,50 persen pada 2019 menjadi 26,88 persen pada 2021.
Melalui debat ini, sektor pendidikan diharapkan menjadi salah satu prioritas bagi calon pemimpin daerah untuk terus meningkatkan akses dan kualitas pendidikan demi kemajuan Gorontalo.