Gorontalo, mimoza.tv – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas IIB Pohuwato, Irman Jaya, menegaskan bahwa jajarannya tidak pernah terlibat dalam praktik pemerasan atau pengancaman terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Pernyataan ini disampaikan sebagai tanggapan terhadap isu yang beredar melalui media sosial, yang menuduh petugas Lapas Kelas IIB Pohuwato melakukan pemerasan terhadap salah seorang warga binaan.
Irman Jaya menyatakan bahwa setelah melakukan penyelidikan dan mengonfirmasi langsung kepada warga binaan, informasi mengenai pemerasan tersebut tidak memiliki dasar yang benar. “Kami sudah selidiki dan dalami, hingga menanyakan langsung kepada salah satu warga binaan, dan ternyata tidak pernah terjadi praktik seperti itu,” kata Irman Jaya pada Senin, (22/01/2024).
Berita yang beredar sebelumnya menyebutkan bahwa seorang oknum pegawai Lapas memaksa warga binaan untuk berhutang rokok dan barang lainnya hingga mencapai Rp4 juta di kantin Lapas, yang kemudian akan diberikan kepada oknum petugas tersebut. Namun, setelah diselidiki, ternyata informasi tersebut tidak akurat.
Kalapas Pohuwato menjelaskan bahwa warga binaan yang dimaksud memiliki hutang pribadi sekitar Rp1,6 juta di kantin, dan tersisa masih Rp625 yang belum dibayarkan. Terkait dengan dugaan anggota lapas yang menyuruh warga binaan untuk berhutang, Irman Jaya membantah hal tersebut, menyatakan bahwa warga binaan sering memberikan rokok secara sukarela tanpa diminta oleh petugas.
“Petugas dikasih rokok tanpa diminta yaa alhamdulillah, istilahnya karena memang sudah terjalin hubungan kekeluargaan. Jadi tidak ada pemerasan,” ujar Kalapas.
Warga binaan yang bersangkutan, berinisial N, juga menegaskan bahwa selama menjalani pembinaan di Lapas, dirinya tidak pernah mengalami perlakuan yang tidak baik, termasuk pemerasan dan pengancaman. Ia menyatakan bahwa pernyataan kakak kandungnya di media merupakan kesalahan komunikasi, karena kakaknya tidak pernah datang membesuk selama ia berada di dalam Lapas.
“Saya jujur, tidak pernah mengalami hal seperti itu, dan itu tidak pernah terjadi selama saya di Lapas Pohuwato,” kata N.
Warga binaan juga menegaskan bahwa ibunya yang sering datang ke Lapas untuk menjenguknya, dan kondisinya dalam keadaan baik. Ia menyampaikan pernyataan ini secara jujur, tanpa adanya paksaan atau desakan dari siapapun. Dengan klarifikasi ini, Kalapas Pohuwato berharap agar isu yang beredar dapat segera teratasi dan tidak menimbulkan kecemasan di masyarakat. (rls/luk)