Gorontalo, mimoza.tv – “Lepaskanlah ikatanmu dengan aku. Biar kamu senang. Bila berat melupakan aku…Pelan-pelan saja.” Sepenggal reffrain lagu berjudul “Pelan-pelan Saja” itu kali ini yang menyanyikannya bukan hanya Tantri, vokalis band Kotak, tapi Ketua Bawaslu Provinsi Gorontalo, Idris Usuli. Lagu itu menjadi pamungkas band Kotak di Stadion Merdeka, Kota Gorontalo, Sabtu (12-10-2024).
Konser yang digelar Bawaslu Provinsi Gorontalo itu sebelumnya banyak menuai sorotan tajam dari beberapa kalangan. Tidak hanya konser yang digelar Bawaslu. Sebelunya konser yang digelar KPU Provinsi Gorontalo juga turut di sorot.
Presiden BEM Universitas Gorontalo, Harun Alulu menilai, Bawaslu Provinsi Gorontalo telah kehilangan makna Raison d’etri sebagai lembaga pengawas dalam pemilu. Menurutnya, Komisioner Bawaslu miskin narasi untuk mengkampanyekan pengawasan parsipartif pada kehalayak ramai.
“Kami BEM UG siap memsubsidi otak dari semua komisioner Bawaslu provinsi Gorontalo yang hari ini telah menjadi event organizer. Dengan demikian apa yang kita harapkan dari Bawaslu? Pemilukada yang damai? Tidak adanya pelanggaran Pemilu yang terstruktur sistematis dan masif? Bawaslu yang hura-hura dan bertanding konser dengan KPU,” ujar Harun dalam wawancara, Sabtu (12-10).
Pihaknya pesimis dengan pengawasan dalam Pilkada, mengingat para kandidat adalah tokoh yang jauh sebelum para komisioner itu dilantik, mereka para kandidat telah lama berkecimpung dengan para dengan ASN
“Suatu keniscayaan apabila dalam Pemilukada ada pelanggaran pemilu, komisioner Bawaslu seperti ini kerjaannya,” tegasnya.
Sebelum konser itu digelar, sorotan juga datang dari Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Gorontalo, Verriyanto Madjowa, yang mempertanyakan kembali efektivitas dari dua konser, baik yang diselenggarakan oleh KPU maupun Bawaslu Provinsi Gorontalo.
“Apakah konser yang hanya sekali dengan biaya nyaris menyentuh angka miliaran dapat meningkatkan partisipasi? Saya meragukan hanya karena konser,” tulis Verriyanto, yang juga mantan Komisioner KPU Provinsi Gorontalo.
Menurutnya, partisipasi melalui keikutsertaan kegiatan secara aktif butuh proses yang tidak hanya ucapan sekali dua kali saat konser. Butuh proses dan bentuk pelibatan semua pihak, dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk dengan media massa baik itu media cetak, media elektronik dan media siber (daring).
Mengutip pemberitaan di Komparasi.id, Bawaslu Provinsi Gorontalo menyampaikan bahwa ivent yang dimeriahkan oleh penampilan band Kotak ini menjadi salah satu upaya strategis Bawaslu dalam membangun kesadaran publik akan pentingnya pengawasan pemilu. Selain menghibur, konser ini juga mengusung tujuan penting yakni meningkatkan sinergi antara pengawas pemilu di tingkat provinsi, kabupaten, hingga kecamatan.
Moh Fadjri Arsyad, Komisioner Bawaslu Provinsi Gorontalo mengatakan, Pilkada yang dijadwalkan berlangsung hingga 27 November mendatang, Bawaslu ingin memastikan seluruh jajarannya siap mengawasi jalannya pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo dengan baik.
Fadjri Arsyad menyampaikan, pihaknya membutuhkan peran aktif masyarakat untuk menciptakan pemilihan yang jujur, adil, dan bermartabat.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Masyarakat adalah mitra penting dalam menjaga integritas Pilkada,” tegasnya.
Sebelum penampilan Kotak, acara akan diawali dengan deklarasi relawan pengawas pemilu.
Penulis : Lukman.