Gorontalo, mimoza.tv – Dalam rangka pelaksanaan tugas pengamanan perbatasan di wilayah Negara Republik Indonesia dan Papua Nugini salah satu tugas pokok satgas Yonif 713/Satyatama adalah melakukan kegiatan pencegahan dan penindakan terhadap segala kegiatan yang berbau illegal logging.
Dalam melaksanakan tugasnya di wilayah perbatasan, Satgas Pamtas Yonif 713/Satyatama berhasil mencegah terjadinya penyelundupan 18 kubik kayu matoa putih dan 5 kubik kayu besi.
Komandan Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/Satyatama Mayor Inf Dony Gredinand, melalui Kapenrem 133/Nani Wartabone, Mayor Inf Fathan Ali mengungkapkan, 23 kubik kayu yang dimuat pada 4 unit truk diamankan personel Pos Mosso yang dipimpin oleh Letda Inf Chairul Fajrin Bakti Nugraha.
“Seperti biasa, kegiatan rutin ini berupa sweeping di jalan depan Pos Mosso. Mereka yang bertugas di pos tersebut melakukan pencegahan dan pengamanan terhadap tindakan illegal yg terjadi diwilayah sekitar pos,” ungkap Fathan lewat pesan aplikasi Whatsapp.
Lanjut Fathan, penangkapan kayu ilegal tersebut merupakan langkah awal positif, selang sehari setelah melaksanakan serah terima pos Mosso dari Satgas lama 328 ke Satgas baru 713/Satyatama. Dimana, dalam pemeriksaan awal ini personel Satgas menekan tingkat kejahatan lintas negara yang kerap terjadi di wilayah perbatasan.
Lebih lanjut Fathan menyampaikan, ratusan kayu jenis Matoa dan kayu besi itu, untuk sementara diamankan di Pos Mosso bersama 5 orang.
“Saat di periksa oleh petugas pos, mereka tidak membawa dokumen resmi. Dan puluhan kubik kayu tersebut di amankan dulu, sambil menunggu adanya dokumen resmi,” ujarnya.
Penangkapan itu kata Fathan bermula dari kecurigaan anggota Satgas yang sedang melaksanakan pemeriksaan.
“Dari kejadian itu, Dan Satgas Pamtas RI – Papua Nugini Yonif 713 menghimbau masyarakat untuk senantiasa menjaga keseimbangan lingkungan dengan tidak sembarang mengambil atau penebangan liar. Selain turut mencegah tindakan kejahatan di wilayah perbatasan negara, apa yang dilaksanakan ini juga sekaligus wujud kepedulian dalam menjaga keseimbangan alam di tanah Papua,” pungkasnya (luk)